SISTEM PRODUKSI DAN PERFORMANS SAPI BALI YANG DIPELIHARA DI PETANI PLASMA SAWIT, ROKAN HULU, RIAU
IWAN SETIAWAN, Prof. Dr. Ir. Endang Baliarti, SU.; Dr. Ir. Bambang Suhartanto, DEA.,, IPU.; Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., MP., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
2021 | Skripsi | S1 ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKANPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem produksi dan performans sapi Bali yang dipelihara oleh petani plasma sawit Desa Karya Mulya, Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Penelitian melibatkan 15 orang petani plasma dan 33 ekor sapi Bali induk yang dimiliki, dilakukan dengan metode wawancara dan pengamatan langsung. variabel yang diamati adalah sistem produksi (karakteristik peternak dan sistem pemeliharaan), ukuran tubuh dan kinerja reproduksi. hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Ukuran tubuh induk sapi Bali yang dipelihara dengan sistem pemeliharaan semi intensif dan ekstensif berturut-turut yaitu lingkar dada 156,23+-8,52 dan 157,33+-5,24 cm, tinggi gumba 110,46+-4,66 dan 116+-12,75 cm, tinggi pinggul 105,46+-5,95 dan 105,66+-4,63 cm, dalam dada 58,46+-3,50 dan 60,33+-2,59 cm, lebar dada 39,76+-4,95 dan 38,44+-4,09 cm, lebar pinggul 33,69+-3,37 dan 33,77+-3,23 cm, panjang badan absolut 112,07+-5,49 dan 116,22+-4,38 cm, panjang badan relatif 103,69+-7,57 dan 106,88+-6,15 cm, bobot badan 248,72+-33,32 dan 260,77+-22,21 kg, serta body condition score 3,07+-0,51 dan 2,56+-0,52. Kinerja reproduksi yang diperoleh pada pemeliharaan semi intensif dan ekstensif berturut-turut untuk post partum estrus (PPE) 69,88+-28,67 dan 75,45+-46,97 hari, post partum mating (PPM) 69,88+-28,67 dan 75,45+-46,97 hari, service per conception (S/C) 1,31+-0,98 dan 1,1+-0,3, mortalitas pedet 5,55% dan 10%, bobot sapih pedet umur 205 hari 93,16+-21,05 dan 105,54+-19,3 kg, indeks reproduksi induk 0,98+-1,17 dan 1,03+-0,13, serta indeks produktivitas induk 65,47+-43,53 dan 73,1+-53,04 kg. Disimpulkan bahwa petani plasma sawit memilih sistem pembiakan (induk-anak) dengan pemeliharaan secara semi intensif dan ekstensif. Performans sapi Bali induk yang dipelihara masuk kategori baik ditinjau dari kinerja induk dan ukuran tubuh sehingga berpotensi besar lebih dikembangkan di waktu yang akan datang.
This study was aimed to observe the production system and performance of Bali cattle raised by Karya Mulya oil palm farmers and 33 Bali cows. The study was conducted by interview method and direct observation. The variables observed were the production system (Farmers characteristics and raising systems), cows body size and reproductive performance. The data obtained were analyzed quantitative and qualitative descriptive. The body size of Bali cows, which are raised by a semi intensive and extensive system had hearth girth of 156,23+-8,52 and 157,33+-5,24 cm, shoulder height of 110,46+-4,66 and 116+-12,75 cm, hip height of 105,46+-5,95 and 105,66+-4,63 cm, depth chest of 58,46+-3,5 and 60,33+-2,59 cm, chest width of 39,76+-4,95 and 38,44+-4,09 cm, hip width of 33,69+-3,37 and 33,77+-3,23 cm, absolute body length of 112,07+-5,49 and 116,22+-4,38 cm. relative body length of 103,69+-7,57 and 106,88+-6,15 cm, body weight of 248,72+-33,32 and 260,77+-22,21 kg, and body body condition score of 3,07+-0,51 and 2,56+-0,52. The reproductive performance of post partum estrus (PPE) was 69,88+-28,67 and 75,45+-46,97 days, post partum mating (PPM) was 69,88+-28,67 and 75,45+-46,97 days, service per conception (S/C) was 1,31+-0,98 and 1,1+-0,3, calf mortality was 5,55 and 10%, calf weaning weight at 205 days was 93,16+-21,05 and 105,54+-19,3 kg, cow reproduction index was 0,98+-1,17 and 1,03+-0,13, and cow productivity index was 56,47+-43,53 and 73,1+-53,04 in semi intensive and extensive production system respectively. It can be concluded that the production system implemented is breeding (cow-calf) with semi intensive and extensive system. The performance of Bali cows are maintained is categorized both in term of cows performance and body size, so it has great potential to be developed in the future.
Kata Kunci : Sistem produksi, Sapi Bali, Kinerja induk, Petani plasma sawit, Rokan Hulu Riau