Penamaan Warung Burjo di Yogyakarta
NAFI` KHOIRIYAH, Dr. Suhandano, M.A
2021 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIAPenelitian ini menjelaskan penggunaan bahasa dalam penamaan warung burjo di Yogyakarta. Burjo merupakan kependekan dari bubur kacang hijau, makanan yang terbuat dari kacang hijau yang dimasak dengan air, gula aren, dan disajikan dengan tambahan santan. Namun, warung burjo sudah bergeser makna menjadi tempat makan yang menyediakan aneka makanan dan minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan kode bahasa, unsur semantik, dan refleksi sosio-kultural nama-nama warung burjo di Yogyakarta. Data penelitian ini diambil di kawasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Data dikumpulkan melalui laman googlemaps dan pencatatan langsung untuk verifikasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode agih dan menggunakan teori sintaksis untuk menganalisis bentuk kebahasaan nama-nama warung burjo di Yogyakarta. Data kemudian dianalisis dengan metode padan referensial dan menggunakan teori semantik untuk mengetahui unsur-unsur semantik yang terdapat di dalamnya. Untuk mengetahui refleksi sosio-kultural nama-nama warung burjo di Yogyakarta, teori sosiolinguistik digunakan sebagai alat bantu analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kebahasaan nama-nama warung burjo di Yogyakarta berbentuk frasa endosentrik atributif. Kode bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa campuran. Unsur semantik yang terdapat dalam penamaan warung burjo di Yogyakarta terbagi menjadi empat macam unsur nama generik dan lima macam unsur nama diri. Penamaan warung burjo merefleksikan keadaan sosial budaya melalui unsur lokalitas, ciri khas pelayanan, serta penggunaan istilah-istilah populer dalam penamaannya.
This research explains the use of language in naming of warung burjo in Yogyakarta. Burjo, abbreviate from bubur kacang hijau, is a sweet porridge made from mung beans, water, and palm sugar, served with coconut milk. However, warung burjo has shifted its meaning into a place to eat that provides a variety of foods and drinks. This research aims to describe the use of form and the language code, semantic elements, and sociocultural reflection in the names of warung burjo in Yogyakarta. The data of this research were taken in Yogyakarta City and Sleman Regency. The data were collected through the googlemaps page and direct recording for verification. The collected data were analyzed by using the agih method and syntactic theory to analyze the linguistic form of the names of warung burjo in Yogyakarta. Then, data analyzed by using the padan referential method and semantic theory to determine the semantic elements in it. To find out the sociocultural reflection in the names of warung burjo in Yogyakarta, sosiolinguistics theory were used as analysis tool. The result of this research indicate that the language form of the names of warung burjo in Yogyakarta is in the form of attributive endocentric phrase. The language code used is Indonesian language, local language, foreign language, and mixed language. The semantic elements in the naming of warung burjo in Yogyakarta are divided into four elements of generic names and five elements of personal names. The naming of warung burjo reflects the sociocultural phenomenon through the elements of locality, service characteristics, and the use of popular terms in the naming.
Kata Kunci : penamaan, warung burjo, bentuk kebahasaan, unsur semantik.