Internasionalisasi Pendidikan dalam Perspektif Mimikri dan Ambivalensi Homi K. Bhabha: Studi terhadap mahasiswa International Undergraduate Program Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
BONIFACIUS ODIE RAKADITYA HARLING, Nurul Aini, S.Sos.,M.Phil.
2021 | Skripsi | S1 SOSIOLOGIInternasionalisasi Pendidikan Tinggi terjadi di berbagai belahan dunia, salah satunya Indonesia. Secara umum, internasionalisasi pendidikan tinggi dalam dua model ini menstimulasi kerjasama antara negara-negara bagian Selatan dengan negara-negara adikuasa tersebut dalam bidang pengembangan, pendidikan, dan pembangunan. Diskursus mengenai Internasionalisasi menjadi hal yang penting untuk diteliti. Bagaimana mahasiswa memaknai internasionalisasi, bagaimana mereka mengimajinasikan kesuksesan di masa depan? Apakah imajinasi ini merepresentasikan ketimpangan sosial yang sangat khas di era global? Apakah kelas internasional di negara selatan sekaligus juga merefleksikan situasi pasca-kolonial? Apa yang membedakan mereka dengan mahasiswa kelas reguler? Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020, dengan locus Fisipol UGM, terkhusus Kelas International Undergraduate Program dengan metode kualitatif. Wawancara dilakukan pada 5 (lima) mahasiswa Kelas IUP untuk menggali proses belajar, memupuk imaji, melakukan negosiasi, dan melakukan agensi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara secara daring dan observasi. Penelitian ini akan menggunakan perspektif mimikri yang pertama kali digunakan oleh tokoh pemikir post-kolonial, Homi K. Bhabha. Proses Mimikri yang dilakukan dalam level nasional dalam konteks pendidikan ini juga akan berimplikasi ke level universitas ada proses meniru yang dilakukan oleh UGM sebagai institusi maupun subjek yang terlibat di dalamnya. Hibriditas muncul dari proses mimikri yang kemudan mencipatakan situasi yang ambivalen Perspektif kolonial ,dengan ini merupakan satu langkah kecil untuk membongkar dan mengetahui lebih dalam proses belajar sebagai hasil dari relasi kuasa yang kompleks antara wacana neoliberalisasi di ranah global, internasionalisasi di level nasional, komersialisasi di level universitas, dan individuasi proses pedagogis alih-alih kolektif.
The internationalization of higher education occurs in various parts of the world, one of which is Indonesia. In general, the internationalization of higher education in these two models stimulates cooperation between the Southern states and the superpowers in the fields of development, education and development. The discourse on internationalization is an important thing to research. How do students interpret internationalization, how do they imagine success in the future? Does this imagination represent the social inequality that is very unique in the global era? Does the international class in southern countries also reflect the post-colonial situation? What makes them different from regular class students? This research was conducted in 2020, with the locus of the Faculty of Social and Political Sciences UGM, especially the International Undergraduate Program Class with qualitative methods. Interviews were conducted on 5 (five) IUP Class students to explore the learning process, cultivate images, conduct negotiations, and conduct agency. The research method used is a qualitative method with data collection techniques online interviews and observations. This study will use the mimicry perspective first used by the post-colonial thinker, Homi K. Bhabha. Mimicry processes carried out at the national level in the context of education will also imply that at the university level there is a process of imitation carried out by UGM as an institution and the subject involved in it. Hybridity arises from a process of mimicry which then creates an ambivalent situation.The colonial perspective ,with this is a small step to uncover and to know more deeply the learning process as a result of the complex power relations between the discourse of neoliberalization in the global realm, internationalization at the national level, commercialization in university level, and individuation of pedagogical rather than collective processes.
Kata Kunci : Kata Kunci : Neoliberalisme, Pendidikan, Pendidikan Tinggi, Pascakolonial, Mimikri, Hibriditas, Ambivalensi, Internasionalisasi, Mahasiswa, Pedagogi