Kajian Kekeringan Meteorologis dengan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) di Bagian Selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogykarta (DIY)

DIAN CHANIAGO, Bayu Dwi Apri Nugroho, STP., M. Agr., Ph.D ; 4. Chandra Setyawan, STP., M. Eng., Ph.D

2021 | Skripsi | S1 TEKNIK PERTANIAN

Kekeringan sering terjadi di beberapa wilayah Indonesia dengan periode yang tidak tetap. Pada penelitian ini analisis indeks kekeringan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) dilakukan untuk mengetahui tingkat dan durasi kekeringan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan. Data hujan Bulanan dianalisa dari Tahun 2010 sampai 2019 pada 14 stasiun hujan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bagian Selatan. Pembuatan peta menggunakan software Arc GIS dengan IDW (Inverse Distance Weighted) dilakukan setelah dianalisa indeks kekeringannya. Klasifikasi zona iklim yang sesuai di DIY bagian Selatan adalah C3, karena wilayah pertaniannya hanya satu kali menghasilkan padi yang dilanjutkan dengan pertanaman palawija kedua. Nilai SPI 1 Bulan tertinggi pada Desember 2011 sebesar -2,25, SPI 3 Bulan tertinggi, pada Mei 2014 sebesar -2,37, SPI 6 tertinggi pada Juli 2010, dan SPI 12 Bulan tertinggi pada Juni 2010 sebesar -2,21. Semua termasuk klasifikasi kekeringan ekstrim karena bernilai >-2. Klasifikasi kekeringan ekstrim SPI 1 Bulan terjadi pada 2010, 2011, 2012, dan 2019 sebesar 0,6%; SPI 3 Bulan terjadi pada 2010 sebesar 5,95%, 2014 sebesar 1,8%, 2019 sebesar 0,6%; SPI 6 Bulan klasifikasi kekeringan ekstrim terjadi pada Tahun 2010 sebesar 4,17%, Tahun 2014 dan 2018 sebesar 0,6% dan SPI 12 Bulan klasifikasi kekeringan esktrim terjadi pada 2010 sebesar 4,76% dan 2012 sebesar 1,19%.

Drought often occurs in several parts of Indonesia with irregular periods. In this study, drought index analysis using Standardized Precipitation Index (SPI) method was conducted to determine the drought level and duration as a consideration for decision making. Monthly rainfall data were analyzed from 2010 to 2019 on 14 rain stations in the south part of Yogyakarta (DIY). Maps were made by using Arc GIS software with IDW (Inverse Distance Weighted) after analyzing the drought index. The climatic zone classification which fits to the south part of DIY was C3, because the agricultural area only produces rice once and followed with the planting of secondary crops afterwards. The highest SPI 1 value was in the month of December 2011 at -2.25, SPI 3 was on May 2014 at -2.37, SPI 6 was on July 2010, and SPI 12 was on June 2010 at -2.21 respectively. Those SPI values were classified as extreme drought because the values were more than > -2. While, the 1-month SPI extreme drought classification occurred in 2010, 2011, 2012 and 2019 at 0.6%; the 3-month SPI occurred in 2010 at 5.95%, 2014 at 1.8%, 2019 at 0.6%; the 6-month SPI for extreme drought classification occurred in 2010 at 4.17%, in 2014 and 2018 at 0.6% and the 12-month SPI for extreme drought classification occurred in 2010 at 4.76% and 2012 at 1.19%.

Kata Kunci : Curah hujan, Indeks kekeringan, Standardized Precipitation Index (SPI), ArcGIS, Inverse Distance Weighted (IDW)