Laporkan Masalah

KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BURUH PEREMPUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TITIK KUNTARI, Prof. dr. Madarina Julia SpA (K)., MPH.,PhD; Prof. Dra. R.A.Yayi Suryo Prabandari Msi., PhD; dr. Yodi Mahendradatta MSc., PhD.FRSPH

2021 | Disertasi | DOKTOR ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

Latar belakang Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai anak berusia enam bulan. Sekitar 20% anak buruh perempuan yang mendapatkan ASI eksklusif dan itu jauh di bawah capaian anak yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu sekitar 40%. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meliputi empat kabupaten dan satu kota yang semuanya memiliki kebijakan tentang ASI eksklusif, tetapi cakupan ASI eksklusif pada buruh masih rendah. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala pemberian ASI eksklusif pada buruh di DIY, menjelaskan peranan keluarga, masyarakat, perusahaan dan petugas kesehatan, serta menentukan alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dengan melibatkan stakeholder. Metode Penelitian ini merupakan penelitian case study yang dilaksanakan dalam dua tahap penelitian. Tahap I dilakukan dengan wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD). Wawancara mendalam dilakukan terhadap 29 orang yang terdiri atas: 6 buruh menyusui, 2 suami, 2 konselor dari LSM, 3 orang pegawai Dinas Tenaga Kerja, 11 pegawai Dinas Kesehatan kabupaten/kota, 2 pengurus KP ibu, 1, kader ayah ASI, 1 pengelola klinik dan 1 dari kelompok laktasi. FGD dilaksanakan dengan melibatkan 7 orang buruh menyusui. Penelitian tahap II dilakukan dengan cara diskusi yang melibatkan 12 orang stakeholder untuk mendapatkan masukan intervensi yang mungkin dilakukan untuk mengatasi kendala. Analisis data dilakukan secara tematik dengan menggunakan program Opencode 4.02. Hasil Rendahnya pengetahuan dan persepsi buruh serta keluarga, rendahnya dukungan perusahaan serta kurang tegasnya penerapan peraturan tentang ASI merupakan kendala pemberian ASI ekslusif pada buruh. Edukasi dan konseling dengan pendekatan keluarga, peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan peer group di tempat kerja dan kader ayah peduli ASI di masyarakat, upaya peningkatan dukungan perusahaan melalui pembinaan terpadu lintas dinas dan lintas sektoral merupakan intervensi yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan capaian ASI eksklusif pada buruh di DIY. Semua komponen (keluarga, masyarakat, perusahaan dan tenaga kesehatan) memiliki peran yang saling melengkapi, yaitu fungsi informasional, emosional, intrumen dan penilaian.

Background The World Health Organization (WHO) recommends exclusive breastfeeding until the child is six months old. The four districts and one municipality in the Special Region of Yogyakarta have policies on exclusive breastfeeding, but the coverage of exclusive breastfeeding for workers is still low at around 20%. Aim This study aims to explain the role of families, communities, companies, and health workers, identify the constraints of exclusive breastfeeding for employment in the Special Region of Yogyakarta, and determine alternative solutions to overcome these obstacles by involving stakeholders. Method This research is a case study conducted in two stages of research. The data collection in the first stage was carried out by in-depth interviews and focus group discussions (FGD). In-depth interviews were conducted with 29 people consisting of six breastfeeding workers, two husbands, two counselors from NGOs, three employees of the Manpower and Transmigration Office, 11 Health Service employees, two female peer group administrators, one cadre of breastfeeding father, one clinic manager, and one lactation group administrator. The FGD was carried out involving seven breastfeeding workers. The second stage of the research was conducted through a discussion involving 12 stakeholders to obtain input on possible interventions to overcome obstacles. Thematic data analysis was carried out using the Opencode 4.02 program. Results The knowledge and perceptions of workers and their families about breastfeeding, the minimal company support, and the lack of strict application of government regulations on breastfeeding are obstacles to exclusive breastfeeding for workers. The education and counseling through a family approach, increasing community empowerment through the formation of peer groups in the workplace and cadres of breastfeeding fathers in the community, efforts to increase the company support through integrated coaching are interventions that can be implemented to increase the achievement of exclusive breastfeeding for workers in DIY. All components (family, community, company, and health workers) had complementary roles, namely informational, emotional, instrument, and assessment functions.

Kata Kunci : exclusive breastfeeding, labor, case study, empowerment, DIY

  1. S3-2021-389832-abstract.pdf  
  2. S3-2021-389832-bibliography.pdf  
  3. S3-2021-389832-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2021-389832-title.pdf