DETEKSI PROTOZOA USUS DENGAN MULTIPLEKS PCR DAN ANALISIS FAKTOR RISIKO PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI MALUKU TENGAH, INDONESIA

VINA AMALIA ISTI, Prof. Dr. drh. Wayan Tunas Artama; dr. Elsa Herdiana Murhandarwati, M. Kes., Ph. D

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KEDOKTERAN TROPIS

Latar Belakang: Infeksi akibat protozoa usus seperti Entamoeba histolytica (amebiasis) dan Giardia lamblia (giardiasis) dapat menyebabkan diare. Diare merupakan penyebab 525.000 kematian pada anak setiap tahunnya. Amebiasis dan giardiasis terus menjadi masalah besar dalam bidang kesehatan di negara berkembang, terutama pada anak. Diagnosis dan pengobatan kedua penyakit ini menjadi sebuah tantangan dikarenakan kebanyakan penderita tidak menunjukkan gejala. Hal ini menyebabkan transmisi penyakit terus terjadi. Pengembangan deteksi dengan metode multipleks PCR perlu dilakukan untuk mendeteksi beberapa protozoa secara spesifik dan dalam waktu yang bersamaan. Tujuan: Mengembangkan metode multipleks PCR untuk deteksi E. histolytica dan G. lamblia dengan primer yang ditentukan, mengetahui prevalensi infeksi E. histolytica dan G. lamblia pada anak di Maluku Tengah, mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan. Metode: Desain cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian sudah dalam bentuk ekstraksi DNA yang telah disimpan selama 1 tahun. Sampel dan data sekunder diperoleh dari penelitian NIDIAG tahun 2015. Hasil: Sebanyak 130 sampel anak-anak usia 8-13 tahun diperiksa dengan multipleks PCR. Prevalensi infeksi E. histolytica yaitu 15,4% dan G. lamblia yaitu 5,4%. Seluruh anak yang positif terinfeksi tidak memiliki gejala diare. Frekuensi cuci tangan sebelum makan berhubungan secara signifikan dengan infeksi E. Histolytica (p = 0,020; OR = 5,1; 95% CI = 1,1-23,3). Tidak ada faktor risiko yang berhubungan secara signifikan dengan infeksi G. lamblia. Kesimpulan: Kedua E. histolytica dan G. lamblia dapat dideteksi secara bersamaan dengan multipleks PCR. Anak yang tidak sering (terkadang) mencuci tangan sebelum makan berisiko 5,1 kali untuk terinfeksi E. histolytica daripada anak yang sering mencuci tangan sebelum makan.

Background: Infections by intestinal protozoa such as Entamoeba histolytica (amebiasis) and Giardia lamblia (giardiasis) can cause diarrhea. Diarrhea is responsible for 525,000 deaths among children every year. Amebiasis and giardiasis remain as big concerns in developing countries, especially among children. Diagnosis and treatment of these diseases remain challenging as most of the infected people show no symptoms. This results in the continuing disease transmissions. Developing multiplex PCR detection is important to detect several parasites specifically and simultaneously. Objectives: The study aimed to develop multiplex PCR detection method using selected primers, determine the prevalences of E. histolytica dan G. lamblia infections among children in Central Maluku, and analyze the associated risk factors. Method: A cross-sectional study. Samples used in the study were already in the form of DNA extract that had been stored for a year. Samples and secondary data were obtained from NIDIAG study in 2015. Results: A total of 130 samples from 8-13 year-old children examined with multiplex PCR. Prevalence of E. histolytica infection was 15.4%, and prevalence of G. lamblia infection was 5.4%. All of the children who tested positive had no diarrhea. The frequency of washing hands before eating significantly associated with E. histolytica infection (p = 0.020; OR = 5.1; 95% CI = 1.1-23.3). No risk factors analyzed significantly associated with the infection of G. lamblia. Conclusion: Both of E. histolytica and G. lamblia were able to be detected simultaneously with multiplex PCR. Children who did not wash their hands often before eating were 5.1 times likelier to get E. histolytica infection than children who washed their hands often before eating.

Kata Kunci : Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Multipleks PCR