Politik Identitas Etnis Dayak (Peranan Lembaga Dewan Adat Dayak Periode 2008-2015 dalam Meraih Rekognisi Terhadap Kekuasaan di Kalimantan Tengah)
ANGGA ADITYA NUGRAHA, Azifah Retno, S.I.P., MPS
2021 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHANTulisan ini menelaah politik etnis dayak di Kalimantan Tengah, dalam implementasinya aktor sosial (Dayak) dalam lembaga Dewan Adat Dayak (DAD) melakukan praktik politik etnis dalam meraih kepentingan ekonomi-politik. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode politik etnis melalui pendekatan studi kasus. Aktor sosial dayak mendirikan sebuah organisasasi non-formal yang berkembang bersamaan dengan sejarah masyarakat Dayak. Organisasi ini memiliki hak dan wewenang untuk mengatur, mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan dengan mengacu adat-istiadat dan hukum adat. Adapun hasil penelitian dikemas menjadi 4 bagian yakini: Pertama, etnis dayak dibentuk oleh negara, kata-kata �etnis dayak� menjadi suatu nilai atau seumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan aktor sosial. Kedua, lembaga adat dayak yang telah diakui oleh pemerintah daerah sebagai akomodasi aktor sosial dalam memenuhi kepentingan ekonomi. Ketiga, rasa solidaritas dan moralitas dayak dimanfaatkan untuk mengontrol masyarkat dayak di Kalimantan Tengah. Keempat, aktor sosial melakukan politik praktis dengan cara memobilisasi massa demi kepentingan pemilihan umum.
This paper investigates the ethnic politics of Dayak in Central Kalimantan, in which social actors (Dayak) in Dewan Adat Dayak (DAD) practicing ethnic politics in achieving political-economic interests. This study used a qualitative design with ethnic political methods through a case study. Dayak social actors set up a non-formal organization that developed along with the history of the Dayak community. This organization has the right and authority to regulate, manage and resolve various problems by referring to a set of custom and customary law. The results of the research are represented into four sections: First, Dayak ethnicity is formed by the state, the words "ethnic Dayak" become a value or resource that can be utilized by local governments and social actors. Second, the Dayak institutions recognized by the local government as accommodation for social actors in fulfilling economic interests. Third, a sense of Dayak solidarity and morality is used to control the Dayak community in Central Kalimantan. Fourth, social actors carry out practical politics by mobilizing the masses for the implementation of general elections.
Kata Kunci : Dewan Adat Dayak, Aktor Sosial, Politik Etnis