Relasi Kuasa antar Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Masyarakat Dalam Revitalisasi Teluk Kendari sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

MUH. MUFTY I.A SAGA, Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, M.UP., M.Sc., Ph.D.

2021 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Revitalisasi Teluk Kendari menimbulkan berbagai respon dari para stakeholder diantaranya masyarakat yang terkena dampak dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), sehingga relasi antar stakeholder ini akan terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relasi kekuasaan yang antara pemerintah lokal, masyarakat dan NGO lokal dengan menggunakan dasar teori kubus kekuasaan oleh Jhon Gaventa. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara, narasumber dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling kemudian dilanjutkan dengan mengenalisis data yang sudah diperoleh. Penelitian menunjukkan bahwa relasi kuasa yang terbentuk dari ketiga aktor ini berasal dari sinergi antara pemerintah provinsi dan kota dan kurangnya partisipasi oleh masyarakat dan LSM. Bentuk invisible power bekerja pada relasi antara interaksi aktor dalam penyelesaian konflik pembebasan lahan pada Revitalsisasi Teluk Kendari. Interaksi yang terjadi antar LSM dan masyarakat lebih besifat kolaboratif dan saling menguntungkan, LSM dan masyarakat saling membentuk suatu wadah atau claimed space sehingga aspirasi mereka dapat tersampaikan melalui jalur formal maupun informal, bentuk kolaborasi antar LSM dan masyarakat ini terus berlangsung kontinu dalam kerangka produksi dan konsumsi ruang yang dapat berfungsi untuk saling menguatkan dalam tatanan pembangunan berkelanjutan. Bekerjanya relasi kuasa pada revitalisasi Teluk Kendari berada pada tingkat pemerintah kota, pemerintah kota menggunakan invisible power melalui tokoh masyarakat terhadap masyarakat agar masyrakat patuh terhadap pemerintah lokal. Disisi lain pemerintah lokal mampu memainkan perannya dalam menutup ruang gerak bagi aktor lain untuk turut serta mempengaruhi keputusan perencanaan revitalisasi, hal ini menunjukkan bekerjanya closed space pada pengambilan keputusan. Beda halnya relasi yang terbentuk anatar LSM dan Masyarakat lebih bersifat kolaboratif dan saling mendukung satu sama lain dan bersifat asosisatif, yaitu kolaborasi yang dilakukan oleh masyarakat dan LSM lokal dan membentuak suatu claimed space berupa suatu kelompok masyarakat unutk mengkritisi perencanaan revitalisasi Teluk Kendari.

The revitalization of Kendari Bay, there have been various responses from stakeholders including affected communities and Non-Government Organizations (NGOs), so that relations between these stakeholders will be formed. This study aims to determine the power relations between local governments, citizen and local NGOs using the power cube by Jhon Gaventa. The method in this study uses a qualitative approach by conducting interviews, the intervieews has selected by use purposive sampling and snowball sampling and then recognizing the data that has been obtained. Research shows that the power relations formed by these three actors come from the response of the local government with only a small portion of intervention from the center. The power space that is intertwined with the three actors, namely visible power, occurs in relations between government and society, government and NGOs, and citizen and NGOs. The form of the invisible power work to mutual relation between the interaction of actors in conflict resolution land acquisition in the revitalsisasion of kendari bay.The interaction that occur among NGO and the cityzen was a more collaborative and mutually beneficial, NGO and citizens form have claimed space so that their aspiration can be delivered through the formal and informal, his form of collaboration between NGOs and the community continues in the framework of production and space consumption that can function to strengthen each other in a sustainable development order. The work of the power relation in the revitalization of Kendari Bay is at the city government level, the city government uses invisible power through community leaders towards the community so that the people obey the local government. On the other hand, the local government is able to play its role in closing the space for other actors to participate in influencing revitalization planning decisions, this shows the operation of closed space in decision making. In contrast, the relationships that are formed between NGOs and communities are more collaborative and mutually supportive and associative, namely collaboration between the community and local NGOs and creating a claimed space in the form of a community group to criticize the planning for revitalization of Kendari Bay.

Kata Kunci : Stakeholder, Relasi kekuasaan, ruang politik