Laporkan Masalah

Pengelolaan Konflik Dalam Stereotip Negatif (Studi Kasus Mahasiswa Papua Di Yogyakarta)

AGAM ZAFINA, Dr. Diah Kusumaningrum

2021 | Tesis | MAGISTER KETAHANAN NASIONAL

Stereotip negatif yang ditujukan terhadap mahasiswa Papua pada beberapa kesempatan telah melahirkan situasi konflik. Konflik ini sendiri akhirnya bisa diredam sehingga tidak mengarah menjadi konflik yang destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana stereotip tersebut dapat berkembang menjadi situasi konflik, serta untuk mengetahui mengapa konflik tersebut tidak mengarah menjadi konflik destruktif yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, dengan menggunakan konsep segitiga SPK (sikap, perilaku, konteks) dan stereotype content model untuk menjelaskan fase perkembangan stereotip. Serta konsep pencegahan dan pengelolaan konflik untuk menjelaskan mengapa konflik ini tidak mengarah ke kondisi yang destruktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kehidupan sosialnya di Yogyakarta, mahasiswa Papua dihadapkan pada perbedaan identitas dan perbedaan pandangan politik. Perbedaan ini selanjutnya melahirkan stereotip negatif terhadap mahasiswa Papua, stereotip ini kemudian menimbulkan prasangka dan pada akhirnya bertransformasi menjadi perilaku diskriminasi yang mengarah ke situasi konflik. Konflik ini tidak berkembang menjadi konflik destruktif dikarenakan terdapat mekanisme pencegahan dan pengelolaan konflik yang melibatkan berbagai pihak, baik masyarakat Yogyakarta, Pemerintah DIY, mahasiswa Papua, tokoh Papua, dan juga Pemerintah Daerah Papua.

For several times, negative stereotypes aimed at Papuan students have given rise to conflict situations. This conflict itself can eventually be suppressed so that it does not lead to a destructive conflict. This study aims to find out how these stereotypes can develop into conflict situations, and to find out why these conflicts do not lead to ongoing destructive conflicts. The research method used in this research is descriptive analytical, using the concept of the ABC triangle (attitude, behavior, context) and the stereotype content model to explain the phase of stereotype development. As well as the concept of conflict prevention and management to explain why this conflict does not lead to destructive conditions. The results showed that in their social life in Yogyakarta, Papuan students were faced with differences in identity and differences in political views. This difference in turn gave rise to negative stereotypes against Papuan students, these stereotypes then created prejudice and in the end transformed into discriminatory behavior that led to conflict situations. This conflict did not growth into a destructive conflict because there were conflict prevention and conflict management mechanisms that involved various parties, including the people of Yogyakarta, the Yogyakarta government, Papuan students, Papuan leaders, and also the Papua Regional Government.

Kata Kunci : Stereotip Negatif, Pencegahan Konflik, Pengelolaan Konflik, Mahasiswa Papua.

  1. S2-2021-0734501708-abstract.pdf  
  2. S2-2021-0734501708-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-0734501708-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-0734501708-title.pdf  
  5. S2-2021-420101-abstract.pdf  
  6. S2-2021-420101-bibliography.pdf  
  7. S2-2021-420101-tableofcontent.pdf  
  8. S2-2021-420101-title.pdf