EFEK PEMBERIAN PRIMING FENTANIL 1mcg/kgbb TERHADAP INSIDENSI BATUK PASCA PREEMPTIF ANALGESIA FENTANIL 2mcg/kgbb DI RSUP DR SARDJITO
NUR HAMAM PRAKOSA, Dr. dr.Yusmein Uyun Sp. An, KAO ; dr. Yunita Widyastuti Sp. An, KAP, M.Kes, Ph.D
2021 | Tesis-Spesialis | ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIFLatar Belakang. Fentanil merupakan analgetik opioid yang hampir selalu digunakan pada pasien yang menjalani anestesi umum. Penggunaan fentanil intravena bisa menimbulkan efek batuk yang dikenal dengan istilah fentanyl�induced cough (FIC). Walaupun telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengurangi kejadian batuk setelah injeksi fentanil intravena baik secara farmakologi maupun non-farmakologi, hingga saat ini belum ditetapkan terapi standar dalam mencegah terjadinya batuk Tujuan. Mengetahui efek pemberian priming fentanil 1mcg/kgbb terhadap insidensi batuk pasca preemptif analgesia fentanil 2mcg/kgbb. Metode. Uji klinis randomisasi dengan pembutaan ganda (double blind). Sampel dipilih menggunakan metode non-probability sampling dengan cara konsekutif sampai terpenuhi jumlah sampel. Pasien dengan rentang usia 18-65 tahun, status fisik ASA I-II, bukan perokok aktif, yang menjalani operasi elektif dengan pembiusan umum di GBST RSUP Dr. SARDJITO akan dikelompokan menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan dengan penggunaan priming fentanil 1mcg/kgbb dan kelompok kontrol tanpa pemberian priming fentanil. Kedua kelompok perlakuan tersebut mendapatkan total fentanil 2mcg/kgbb dengan kecepatan penyuntikan 0,5cc per detik. Perbedaan insidensi batuk diantara kedua kelompok perlakuan dengan outcome berupa batuk ringan, batuk berat, maupun tidak batuk maka dilakukan dengan uji chi square. Luaran sekunder dan efek samping terhadap pemberian fentanil juga dinilai. Hasil. Insidensi batuk pada kelompok perlakuan dengan penggunaan priming fentanil 1mcg/kgbb sebanyak 2 pasien (2,7%) sedangkan insidensi batuk pada kelompok tanpa pemberian priming fentanil sebanyak 11 pasien (15,1%) dengan p=0,009 artinya ada perbedaan bermakna secara statistika. Pasien dengan insidensi batuk, seluruhnya dalam kategori batuk ringan baik kelompok priming fentanil sebanyak 2 pasien maupun kelompok tanpa priming fentanil 11 pasien. Kejadian apnea pada kelompok priming fentanil tidak ada namun kelompok tanpa priming fentanil sebanyak 1 pasien (1,4%) dengan p=1,000 yang artinya tidak ada perbedaan bermakna secara statistik. Kejadian bradikardi pada kelompok priming fentanil terjadi pada 2 pasien (2,7%) dibandingkan kelompok tanpa priming fentanil sebanyak 2pasien (2,7%) dengan p=1,000 yang artinya tidak ada perbedaan bermakna secara statistik. Kesimpulan. Penggunaan priming fentanil 1mcg/kgbb dapat mengurangi insidensi batuk secara bermakna jika dibandingkan tanpa pemberian priming fentanil pasca preemptif analgesia fentanil 2mcg/kgbb dengan kecepatan penyuntikan 0,5cc per detik. Penggunaan priming fentanil 1mcg/kgbb mempunyai insidensi efek samping yang tidak bermakna dibandingkan tanpa pemberian priming fentanil pasca preemptif analgesia fentanil 2mcg/kgbb dengan kecepatan penyuntikan 0,5cc per detik
Background. Fentanyl is an opioid analgesic which is almost always used in patients undergoing general anesthesia. The use of intravenous fentanyl can cause a cough effect known as fentanyl-induced cough (FIC). Although there have been many studies conducted to reduce the incidence of cough after injection of fentanyl intravenously both pharmacologically and non-pharmacologically, standard therapy has not been established to prevent coughing. Purpose: To know the effect of priming dose of fentanyl 1mcg/kgbb on the incidence of cough after premedication fentanyl 2mcg/kgbb analgesia. Method: Randomized clinical trial with double blindness. The sample was chosen using the non-probability sampling method in a consecutive manner until sampel fulfilled. Age range 18-65 years, with ASA I-II physical status, non-active smokers undergoing elective surgery with general anesthesia at GBST Dr. SARDJITO will be grouped into 2 groups, one group of priming dose of fentanyl 1mcg/kgbb and the control group without priming dose of fentanyl. Both groups received total fentanyl 2mcg/kgbb with injection speed of 0.5cc per second. Data analysis to determine differences in the incidence of cough between the two treatment groups with outcomes in the form of mild cough, severe cough, or not coughing, then the chi square test is used when the requirements are met. Secondary outcomes and side effects of fentanyl administration were also assessed.is performed Result. Incidence of fentanyl-induced cough (FIC) in the treatment group using priming dose of fentanyl 1mcg/kgbb was 2 patients (2.7%), while the incidence of cough in the group without priming dose of fentanyl was 11 patients (15.1%) with p = 0.009 meaning that there was a statistically significant difference. All patients with cough incidence were in the mild cough category, both in the priming dose of fentanyl group as many as 2 patients and 11 patients in group without priming dose of fentanyl. The incidence of apnea in the priming dose of fentanyl group did not exist, but in without priming dose of fentanyl group was 1 patient (1.4%) with p = 1,000 which means there was no statistically significant difference. The incidence of bradycardia in priming dose of fentanyl group occurred in 2 patients (2.7%) compared to the 2 patients without priming dose of fentanyl group (2.7%) with p = 1,000 which means there is no statistically significant difference. Conclusion. The use of 1mcg / kgbb priming dose of fentanyl can reduce the incidence of cough after premedication fentanyl 2mcg/kgbb analgesia at an injection rate of 0.5cc per second
Kata Kunci : Priming dose of fentanyl, fentanyl-induced cough, preemptive analgesia