Analisis Aspek Lingkungan Dan Daya Dukung Kawasan Wisata Selam Dan Snorkeling Dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Di Pulau Sintok Dan Pulau Cilik Kepulauan Karimunjawa
MUCHAMMAD SATRIO W, Dr. Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc.; Prof. Dr. Ir. Chafid Fandeli, M.S.
2021 | Tesis | Magister Kajian PariwisataPariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memperthitungkan dampak ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan saat ini hingga masa depan. Daya dukung kawasan diperlukan dalam pengembangan wisata bahari. Daya dukung kawasan (DDK) adalah jumlah maksimal pengunjung yang dapat ditampung di sebuah kawasan yang tersedia pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan wisatawan. Salah satu kawasan yang memiliki potensi pariwisata selam dan snorkeling adalah pulau Sintok dan pulau Cilik, Karimunjawa. Kekayaan sumber daya alam laut yang dimiliki, menyebabkan kunjungan wisatawan meningkat dari tahun 2014-2018. Sebagai upaya pelestarian lingkungan, perlu dilakukan pengkajian terhadap pengelolaan pariwisata selam dan snorkeling pada kedua pulau, mengacu pada indikator aspek lingkungan dari UNWTO. Perhitungan daya dukung kawasan wisata selam dan snorkeling supaya menjadi destinasi pariwisata yang berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah penilaian aspek lingkungan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan, mengetahui nilai indeks kesesuaian wisata (IKW), dan daya dukung kawasan untuk awisata selam dan snorkeling di pulau Sintok dan pulau Cilik. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dari hasil wawancara dan observasi lapangan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa nilai aspek lingkungan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di pulau Sintok 23, dengan rerata 3 dan pulau Cilik adalah 24, dengan rerata nilai 3. Kedua pulau tersebut masuk dalam kategori agak sesuai dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Hasil penilaian nilai IKW untuk wisata selam di titik 1, 2, 3, dan 4 (Pulau Sintok) secara berurutan yaitu 70,4%; 83,3%; 74,1%; dan 68,5%. Nilai IKW untuk selam di titik 5,6,7, dan 8 (Pulau Cilik) secara berurutan yaitu 77,8% ; 79,6% ; 53,7% ; dan 85,2%. Selanjutnya, hasil penilaian nilai IKW untuk snorkeling di titik 1, 2, 3, dan 4 secara berurutan yaitu 73,7%; 80,7%; 75,4%; dan 89,5%. Nilai IKW wisata snorkeling pada titik 5, 6, 7, dan 8 secara berurutan yaitu 80,7%; 78,9%; 66,7%; dan 89,5%. Sehingga, untuk wisata selam yang termasuk dalam kategori sangat sesuai (S1) yaitu titik 2, 5, 6, dan 8. Sedangkan yang masuk dalam kategori cukup sesuai (S2) yaitu titik 1, 3, 4, dan 7. Untuk wisata snorkeling, yang termasuk dalam kategori sangat sesuai (S1) yaitu titik 2, 3, 4, 5, 6, dan 8. Sedangkan yang masuk dalam kategori cukup sesuai (S2) yaitu titik 1 dan 7. Daya Dukung Kawasan wisata selam dan snorkeling di pulau Sintok sebesar 2.406 orang / hari dan untuk pulau Cilik sebesar 510 orang / hari.
Sustainable tourism is tourism that takes into account the current to future economic, social and environmental impacts. The carrying capacity of the area is needed in developing marine tourism. Area carrying capacity (DDK) is the maximum number of visitors that can be accommodated in an available area at a certain time without disturbing nature and tourists. One area that has the potential for diving and snorkeling tourism is Sintok Island and Cilik Island, Karimunjawa. The wealth of marine natural resources that is owned has caused tourist visits to increase from 2014-2018. As an effort to conserve the environment, it is necessary to conduct an assessment of the management of diving and snorkeling tourism on the two islands, referring to indicators of environmental aspects from the UNWTO. Calculation of the carrying capacity of the diving and snorkeling tourism areas in order to become a sustainable tourism destination. The purpose of this research is to assess environmental aspects in the development of sustainable tourism, to determine the value of the tourism suitability index (IKW), and the carrying capacity of the area for diving and snorkeling tours in Sintok and Cilik islands. Methods of data analysis using descriptive analysis of the results of interviews and field observations. The results of this study state that the value of environmental aspects in the development of sustainable tourism in Sintok Island 23, with an average value of 3 and Cilik Island is 24, with an average value of 3. The two islands fall into the somewhat appropriate category for sustainable tourism development. The results of the IKW value assessment for diving tourism at points 1, 2, 3, and 4 (Sintok Island) are respectively 70.4%; 83.3%; 74.1%; and 68.5%. The IKW values for diving at points 5,6,7, and 8 (Cilik Island) are 77.8% respectively; 79.6%; 53.7%; and 85.2%. Furthermore, the results of the IKW value assessment for snorkeling at points 1, 2, 3, and 4 are respectively 73.7%; 80.7%; 75.4%; and 89.5%. The value of the IKW for snorkeling tourism at points 5, 6, 7, and 8, respectively, is 80.7%; 78.9%; 66.7%; and 89.5%. So, for diving tourism that is included in the very suitable category (S1), namely points 2, 5, 6, and 8. While those that are included in the quite suitable category (S2) are points 1, 3, 4, and 7. For snorkeling, which are included in the very suitable category (S1), namely points 2, 3, 4, 5, 6, and 8. While those who fall into the fairly suitable category (S2) are points 1 and 7. Carrying Capacity of diving and snorkeling tourism area on Sintok Island is 2,406 people / day and for Cilik Island it is 510 people / day.
Kata Kunci : Aspek lingkungan, Pariwisata Berkelanjutan, Indeks Kesesuaian Wisata, Daya Dukung Kawasan