Laporkan Masalah

Dampak Migrasi Dan Implikasinya Pada Tingkat Kesejahteraan Purna-TKI Pemilik UMKM Di Desa Jangkaran, Kabupaten Kulon Progo

RIZKI RAHMI ALIYYA, Dr. Umi Listyaningsih, S.Si., M.Si.

2021 | Skripsi | S1 GEOGRAFI LINGKUNGAN

Desa Jangkaran merupakan salah satu desa yang terkenal sebagai kantung TKI, dengan 90% penduduknya merupakan TKI/Purna-TKI. Desa Jangkaran menyumbang jumlah keberangkatan TKI tertinggi di Kecamatan Temon pada tahun 2017-2018. Besarnya kebutuhan hidup, kurangnya lapangan kerja, serta sulitnya akses terhadap modal menyebabkan profesi sebagai TKI cukup diminati oleh penduduk Desa Jangkaran. Hasil bermigrasi ini bukan hanya untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik, melainkan pengalaman bermigrasi serta akumulasi uang hasil dari tabungan bekerja di luar negeri, menjadi salah satu peluang dan modal untuk berwirausaha. Penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif ini menggunakan metode sensus. Data berupa data primer hasil wawancara terstruktur, terhadap 72 rumah tangga mantan TKI pemilik UMKM di Desa Jangkaran. Pengolahan data dilakukan dengan deskriptif dan kuantitatif dengan regresi linier berganda. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak migrasi serta implikasinya terhadap kesejahteraan. Hasil menunjukan bahwa dampak dari migrasi berupa uang remitansi tidak berpengaruh kecuali pada usaha perdagangan, meski begitu remitansi menjadi sumber utama modal untuk usaha, dengan persentase 62.5% populasi menggunakan remitan 75-100% dari modal yang digunakan. Pengalaman Purna-TKI selama bermigrasi tidak memiliki pengaruh pada usaha apapun, hanya 40.6% responden memiliki persepsi bahwa migrasi memberikan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan baru. Meski begitu tingkat kesejahteraan TKI pemilik UMKM relatif sudah cukup baik dilihat dari sisi ekonomi yaitu pengeluaran dan pendapatan rumah tangga menurut klasifikasi Sajogyo dan Dirjen Tata Guna Tanah.

Jangkaran Village is one of the villages known as a pocket of TKI, with 90% of the population being TKI / Retired-TKI. Jangkaran Village contributed to the highest number of TKI departures in Temon District in 2017-2018. The size of the necessities of life, the lack of employment opportunities, and the difficulty of access to capital make the profession as a TKI quite attractive to residents of Jangkaran Village. The result of migrating is not only for getting a better income, but the experience of migrating and the accumulation of money from savings working abroad, which is an opportunity and capital for entrepreneurship. This quantitative descriptive study used a sensus method. The data is primary data from structured interviews, to 72 households of former workers who own MSMEs in Jangkaran Village. Data processing was done by descriptive and quantitative with multiple linear regression. This study aims to describe the impact of migration and its implications for welfare. The results show that the impact of migration in the form of remittances has no effect except on the trading business, even so remittances are the main source of capital for businesses, with a percentage of 62.5% of the population using remittances 75-100% of the capital used. Retired TKI experiences during migration have no influence on any business, only 40.6% of respondents have the perception that migration provides new knowledge, experience and skills. Even so, the level of welfare of the TKI who owns the UMKM is relatively good in terms of the economy, namely expenditure and household income according to the classification of Sajogyo and the Director General of Land Use.

Kata Kunci : Purna-TKI, UMKM, Kesejahteraan

  1. S1-2021-382340-abstract.pdf  
  2. S1-2021-382340-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-382340-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-382340-title.pdf