Peran filsafat Tri Hita Karana dalam melestarikan desa adat tenganan Pegringsingan
DARMADA, Nyoman Wistha, Prof.Dr. H.R. Soejadi, SH.,SU
2002 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatPenelitian ini berobjek material Tri Hita Karma dan berobjek formal Filsafat Etika. Tri Hita Karana yang dimaksud yaitu mengajarkan pola hubungan yang seimbang diantara ketiga sumber kesejahteraan dan kedamaian dan diharapkan manusia selalu berusaha untuk menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam. Sedang etika yang dimaksud adalah kajian filosofis tentang hakikat bagaimana pengetahuan mengenai penilaian terhadap tingkah laku manusia atau terhadap perbuatan manusia. Tujuan penelitian ini ingin mengungkapkan konsep Tri Hita Karma yang bisa digunakan sebagai pedoman dalam melestarika kehidupan masyarakat di Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan buku utama : uFirsufat Adut BuW, dan didukung dengan studi lapangan yaitu melakukan wawancara langsung dengan masyarakat. Perangkat metodis utama yang digunakan adalah metode historis dan interpretasi. Hasil Penelitian ini antara lain : 1. Desa Adat Tenganan Pegringsing- sebagai desa kuno di Kabupaten Karangasem ternyata smpai sekarang masih bisa mempertahankan tradisi, adat-istiadat, dan kebudayaan yang mereka anut, meskupun budaya asing sudah mulai masuk di desa 2. Upaya untuk mempertahankan tradisi yang secara turun menurun tetap lestari ini dikarenakan pemahaman masyarakat pada konsep Filsafat Tri Hita Karana dan ditunjang oleh hukum adat yang bzrlaku. 3. Pemahaman terhadap ajaran Tri Hita Karana tidaklah cukup, tetapi juga perlu didukung adanya suatu landasan filosofis lain yaitu berupa etika, tentang bagaimana masyarakat dapat bertingkah laku baik. 4. Dengan adanya ajaran Tri Hita Karma yang didukung adanya etika, maka akan menghasilkan konsep menghannoniskan hubungan antara manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam yang dapat diimplementasikan ditengah-tengah masyarakat pada Desa Adat Tenganan Pegringsingan di Bali
The research’s material object is Tri Hita Karana , and ethic philosophy as it’s formal object. Tri Hita Karana here teaches a balance relationship-pattern between the three sources of prosperity and peach and human kind are expected to endeavor and maintain the harmonic relations between man kind and his creator, between his own kind, and between man kind and this environment. Ethic mention abGve refer to the philosophy sludi about the essence of how knowledge about human behaviour or their action. This research’s aim is to reveal Tri Hita Karana concept which can be used as an orientation in conserving the live in Desa Adat Tenganan pegringsingan. This research is also a library research with priem literature “Filsafat Adat Bali†and also supported by field research of which community were interviewed. The main methodical device used were historical method and interpretation. The results of this research shows that : 1. Desa Adat Tenganan pegringsingan as an ancient village in Kabupaten Karangasem still preserve their tradition, customs and culture they profess, even foreign culture has been entering theor village 2. The effort to preserve tradition through generation, still continues, because of people’s understanding to the Ti Hita Karana philosophy concept, supported by custom’s law. 3. The understanding of Tri Hita K a r a n a is not enough, philosophy base which is ethics, of how people manage to perform wonderful attitudes is needed. 4. With the existence of Tri Hita Karana, supported by the ethic, they will create the concept to harmonize the relatianships between m m and god, men to men, and also men and the surroundings which can be implemented among.
Kata Kunci : Filsafat Etika,Masyarakat Adat,Tri Hita Karana