Prediktor Infark Miokard Berulang Pascainfark Miokard Akut dengan Elevasi Segmen ST yang Dilakukan Intervensi Koroner Perkutan di RSUP Dr. Sardjito

PUTRI NOVIANTIKA L, Dr. dr. Lucia Kris Dinarti, Sp.PD, Sp.JP (K); dr. Dhite Bayu Nugroho, M.Sc., PhD

2020 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang: Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segmen ST (IMA-EST) merupakan kejadian yang menyebabkan otot jantung mengalami nekrosis karena berhentinya aliran darah yang disebabkan karena adanya oklusi arteri koroner. Terapi terbaik IMA-EST adalah dengan reperfusi, bisa menggunakan intervensi koroner perkutan (IKP) ataupun dengan fibrinolisis. IMA-EST merupakan sumber utama dari mortalitas dan morbiditas baik selama dan setelah rawat inap. Salah satu morbiditasnya adalah infark miokard berulang. Di Amerika Serikat sekitar 450.000 orang mengalami kejadian infark miokard berulang. Hingga saat ini, masih belum banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat prediktor penyebab infark miokard berulang pacsainfark miokard akut dengan elevasi segmen ST. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat prediktor terjadinya infark miokard berulang pascainfark miokard akut dengan elevasi segmen ST yang dilakukan intervensi koroner perkutan. Metode: Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan kohort retrospektif. Penelitian ini akan menggunakan rekam medis dari RSUP dr sardjito dari bulan Juni 2014 hingga Juni 2018. Prediktor yang akan diteliti adalah jenis kelamin, usia, hipertensi, dislipidemia, diabetes melitus tipe 2, gagal jantung, gagal ginjal kronis, dan terapi. Hubungan faktor-faktor tersebut akan dianalisis menggunakan uji Chi-square dan uji independent t test. Hasil: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur (p=0,466), jenis kelamin (p=1), hipertensi (p=0,732), dislipidemia p=0,061), diabetes melitus tipe 2 (p=0,402), gagal jantung (p=0,672), gagal ginjal kronis (p=1), dan terapi (p=0,451) dengan kejadian infark miokard berulang pacsainfark miokard akut dengan elevasi segmen ST yang dilakukan intervensi koroner perkutan. Kesimpulan: Jenis kelamin, usia, hipertensi, dislipidemia, dan diabetes melitus tipe 2, gagal jantung, gagal ginjal kronis, dan terapi bukan merupakan prediktor infark miokard berulang pacsainfark miokard akut dengan elevasi segmen ST yang dilakukan intervensi koroner perkutan.

Background: Acute ST-segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI) is an event that causes the heart muscle to experience necrosis due to cessation of blood flow due to coronary artery occlusion. The best therapy for STEMI is by reperfusion, can use percutaneous coronary intervention (PCI) or by fibrinolysis. STEMI is a major source of mortality and morbidity both during and after hospitalization. One of the morbidity is reinfarction. In the United States about 450,000 people experience reinfarction. Until now, there are still not many studies conducted to see the predictors of reinfarction after acute ST segment elevation myocardial infarction in patient undergo percutaneous coronary intervention. Objective: This study aims to determine the predictors of reinfarction after acute ST segment elevation myocardial infarction in patient undergo percutaneous coronary intervention. Method: The design of this study was an observational analytic study with a retrospective cohort design. This study will use medical records from RSUP Dr. Sardjito from June 2014 to June 2018. The predictors to be studied are gender, age, hypertension, dyslipidemia, diabetes mellitus type 2, heart failure, chronic kidney failure, and therapy. The relationship of these factors will be analyzed using Chi- square test and independent t test. Result: There was no significant relationship between age (p=0.466), gender (p= 1), hypertension (p=0.732), dyslipidemia (p=0.061), diabetes mellitus type 2 (p= 0.402), heart failure (p=0.672), chronic renal failure (p=1), and therapy (p=0.451) to reinfarction after acute ST segment elevation myocardial infarction in patient undergo percutaneous coronary intervention. Conclusion: Gender, age, hypertension, dyslipidemia, and type 2 diabetes mellitus, heart failure, chronic renal failure, and therapy were not predictors of reinfarction after acute ST segment elevation myocardial infarction in patient undergo percutaneous coronary intervention.

Kata Kunci : infark miokard berulang; prediktor; infark miokard akut dengan elevasi segmen ST; IMA-EST.