Hubungan Lokasi Anatomis Tumor dengan Nilai Ekspresi Ki-67 pada Pasien Glioma di Indonesia
IGNATIUS EVAN SANTOSA, dr. Rusdy Ghazali Malueka, Ph.D., Sp.S(K); Dr. dr. Ahmad Asmedi, Sp.S(K)., M.Kes.
2020 | Skripsi | S1 KEDOKTERANLatar Belakang. Glioma merupakan tumor otak primer yang paling sering ditemukan. Kasus glioma secara global terus meningkat sejak tahun 1970-an. Meskipun dengan diagnosis, manajemen, dan terapi yang terus berkembang, prognosis glioma masih buruk hingga saat ini, terutama pada pasien dengan glioma yang invasif dan ganas. Telah diketahui pentingnya Ki-67 dan lokasi anatomis tumor sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kesintasan dan pilihan terapi pasien glioma. Namun, belum terdapat penelitian lebih lanjut yang menunjukkan keterkaitan lokasi anatomis tumor dengan nilai ekspresi Ki-67 pada pasien glioma di Indonesia. Tujuan Penelitian. Mengetahui hubungan antara lokasi anatomis tumor dengan nilai ekspresi Ki-67 pada pasien glioma di Indonesia. Metode Penelitian. Penelitian merupakan studi belah lintang. Data penelitian merupakan data sekunder yang didapatkan dari data pasien glioma di RSUP Dr. Sardjito dan rumah sakit jejaring pendidikan. Subjek yang didapatkan sebanyak 81 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil. Proporsi pasien yang memiliki keterlibatan lokasi tumor di lobus temporal dengan nilai ekspresi Ki-67 lebih dari atau sama dengan 6,35% berjumlah 19 subjek (54,3%). Pasien yang tidak memiliki keterlibatan lokasi tumor di lobus manapun memiliki nilai ekspresi Ki-67 lebih dari 6,35% sebanyak 2 subjek (12,5%). Pasien dengan lokasi tumor di supratentorial memiliki nilai ekspresi Ki-67 lebih dari atau sama dengan 6,35% berjumlah 33 subjek (100%) (p<0,05). Namun analisis multivariat menunjukkan hanya variabel usia pasien saat terdiagnosis yang memiliki hubungan signifikan dengan nilai ekspresi Ki-67 (p<0.05). Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lokasi anatomis tumor dengan nilai ekspresi Ki-67 pada pasien glioma di Indonesia.
Background: Glioma is the most common primary brain tumor. Global cases of glioma have continued to increase since the 1970s. Despite the progress of diagnosis, management, and therapy, glioma prognosis is still poor to date, especially in patients with invasive and malignant gliomas. It is well known the importance of Ki-67 and the tumor's anatomical location as factors that can influence the survival and treatment options for glioma patients. However, no further studies show the relationship between the anatomical location of the tumor and the value of Ki-67 expression in glioma patients in Indonesia. Objective: Knowing the relationship between the tumor's anatomical location and the expression value of Ki-67 in glioma patients in Indonesia. Method: This research is a cross-sectional study. The research data is secondary data obtained from glioma patient data at Dr. Sardjito and the educational network hospital. 81 subjects met the inclusion and exclusion criteria. Result: The proportion of patients who had the tumor location in the temporal lobe with a Ki-67 expression value more than or equal to 6.35% was 19 subjects (54.3%). Patients who did not have the tumor location in any lobe had a Ki-67 expression value more than or equal to 6.35% in 2 subjects (12.5%). Patients with a supratentorial tumor location had a Ki-67 expression value more than or equal to 6.35%, totaling 33 subjects (100%) (p <0.05). However, multivariate analysis showed that only the patient's age at diagnosis had a significant relationship with the value of Ki-67 expression (p <0.05). Conclusion: There is no significant relationship between the tumor's anatomical location and the value of Ki-67 expression in glioma patients in Indonesia.
Kata Kunci : glioma, Ki-67, indeks pelabelan, lokasi anatomis, Indonesia