PENGEMBANGAN BEBERAPA OBJEK WISATA SERUPA MELALUI PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT: STUDI KASUS DI DESA SRIMULYO, PIYUNGAN, BANTUL, DIY
AZ ZAHRA GUNAWAN PUTRI, Drs. Pande Made Kutanegara, M.Si., Ph.D.
2021 | Skripsi | S1 PARIWISATAPada beberapa waktu terakhir, di wilayah Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY mulai bermunculan objek wisata alam yang memanfaatkan pemandangan sungai sebagai daya tariknya, seperti Pasar Kebon Empring, Taman Tempuran Cikal, dan Taman Wisata Batu Kapal. Objek-objek wisata tersebut dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat setempat di setiap wilayah, sehingga termasuk ke dalam Pariwisata Berbasis Masyarakat. Namun, menurut pengamatan peneliti, tampaknya terjadi kesenjangan pada ketiga objek wisata tersebut, kususnya pada aspek jumlah wisatawan di setiap objek wisata. Maka, tujuan dari penelitian ini ialah untuk mencari tahu pengembangan yang telah dilakukan di setiap objek wisata melalui PBM. Landasan teori yang digunakan untuk mencari tahu pengembangan tersebut ialah melalui indikator-indikator PBM. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian dengan metode ini merupakan jenis penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena atau hubungan antarfenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual, dan akurat. Data-data di dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi nonpartisipasi, wawancara secara mendalam kepada pihak-pihak terkait, serta studi pustaka melalui buku, artikel, dan laman-laman terkait. Selain itu, metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Seluruh data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, dan studi pustaka akan diolah dengan cara dianalisis agar menjadi informasi berbentuk deskripsi yang mendukung penelitian. Hasil dari penelitian ini, ditemukan bahwa pengembangan pada ketiga objek wisata serupa tersebut melalui PBM sudah cukup baik. Ketiga objek wisata tersebut sudah mampu menerapkan sebagian besar indikator PBM. Meskipun demikian, penerapan indikator-indikator PBM pada setiap objek wisata dapat dikatakan belum setara. Taman Wisata Batu Kapal telah menerapkan indikator-indikator PBM di dalam pengembangannya dengan jumlah terbanyak. Disusul oleh Pasar Kebon Empring, dan Taman Tempuran Cikal, yang menerapkan paling sedikit indikator PBM dibandingkan dua objek wisata sebelumnya. Hal tersebut ternyata memengaruhi dan berbanding lurus dengan perkembangan objek-objek wisata tersebut. Semakin penerapan indikator PBM dapat dilakukan mendekati sempurna, semakin berkembang pula objek wisata tersebut. Begitu pun sebaliknya.
Recently, in the area of Srimulyo Village, Piyungan, Bantul, DIY, there are several natural tourist attractions that take the advantage of the river view as an attraction, such as Pasar Kebon Empring, Taman Tempuran Cikal, and Taman Wisata Batu Kapal. These tourist attractions are managed and developed by the local community in each region, so that they are included in Community Based Tourism. However, according to the researcher observations, it seems that there is a gap in the three tourist attractions, especially in the aspect of the number of tourists in each tourist attraction. So, the purpose of this research is to find out the developments that have been made in each tourist attraction through CBT. The theoretical basis used to find out this development is through the CBT indicators. This study used descriptive qualitative method. Research with this method is a type of research that seeks to describe or describe phenomena or relationships between phenomena that are studied systematically, factually, and accurately. The data in this study were collected through non-participation observation, in-depth interviews with related parties, and literature studies through books, articles and related pages. In addition, the method used to analyze the data in this study is descriptive analysis with a qualitative approach. All data obtained from the results of observations, interviews, and literature studies will be analyzed by means of analysis so that it becomes information in the form of descriptions that support the research. The results of this study, it was found that the development of the three similar tourism objects through CBT was quite good. The three attractions have been able to apply most of the CBT indicators. However, it can be said that the application of CBT indicators for each tourist attraction is not yet equal. Taman Wisata Batu Kapal has implemented the largest number of CBT indicators in its development. Followed by Pasar Kebon Empring, and Taman Tempuran Cikal, which apply the least CBT indicators compared to the two previous tourist attractions. This actually affects to the development of these tourist attractions.
Kata Kunci : pengembangan objek wisata, sungai, masyarakat desa, PBM / tourist attractions development, river, villagers, CBT