Gambaran Komunikasi Apoteker dengan Dokter dalam Praktik Kefarmasian: a Narrative Review
DANA FAULIDA, Hardika Aditama, M.Sc., Apt. ; Dr. Bondan Ardiningtyas, M.Sc., Apt.
2021 | Skripsi | S1 FARMASIpeningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan kolaborasi interprofesional diperlukan adanya komunikasi yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi media, konten dan kendala komunikasi apoteker dengan dokter dalam praktik kefarmasian. Penelitian ini merupakan tinjauan naratif dengan penelusuran literatur dari 4 database yaitu Pubmed, Science Direct, SpringerLink, dan Cochrane Library, artikel dari tahun 2016- 2020 Penelusuran dilakukan pada 20 Juni 2020 hingga 4 Juli 2020. Artikel disaring berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusinya, kemudian diekstraksi dan disintesis. Penelusuran ini mendapatkan 1889 artikel dan 24 artikel sesuai kriteria inklusi dan dimasukkan dalam sintesis kualitatif. Hasil yang diperoleh tentang komunikasi apoteker dengan dokter dari penelusuran ini adalah: 1.) media yang paling banyak dan efektif adalah telepon dan tatap muka; 2.) Konten yang banyak dibicarakan adalah komunikasi tentang resep (rekomendasi perubahan dan optimalisasi obat), informasi terkait pasien (diskusi tindak lanjut pasien), dan informasi terkait obat (dosis obat); 3.) Kendala yang paling banyak dijumpai adalah kurangnya kepercayaan dokter terhadap apoteker dan kepercayaan diri apoteker, perbedaan jadwal kerja dan batasan waktu praktik, serta kurangnya perangkat dan akses terhadap media komunikasi.. Kendala yang ada harus diselesaikan dengan baik agar komunikasi juga baik, dengan begitu dapat meningkatkan kolaborasi interprofesional tenaga kesehatan.
Interprofessional collaboration is very important to improve the quality of health services. To realize interprofessional collaboration, effective communication is needed. The purpose of this study was to explore the media, content and communication barriers between pharmacists and physicians in pharmaceutical practice. This research is a narrative review with literature searches from 4 databases, such as Pubmed, Science Direct, SpringerLink, and the Cochrane Library, articles from 2016 - 2020 The search was conducted from 20 June 2020 to 4 July 2020. Articles were filtered based on inclusion and exclusion criteria, then extracted and synthesized. This search found 1889 articles and 24 articles according to the inclusion criteria and were included in the qualitative synthesis. The results obtained about the pharmacist's communication with physicians from this review are: 1.) telephone and face-to-face are the and most effective media; 2.) The most discussed content is communication about prescriptions (recommendations for changes and drug optimization), patient-related information (patient follow-up discussions), and drug-related information (drug dosage); 3.) The most common barrier are the lack of trust of doctors in pharmacists and pharmacists' self-confidence, differences in work schedules and time limits for practice, and lack of devices and access to communication media. Barrier must be resolved properly so that communication is also good, so it can increase the interprofessional collaboration of health workers.
Kata Kunci : kolaborasi interprofesional, komunikasi, apoteker-dokter / interprofessional collaboration, communication, pharmacist - physician