Laporkan Masalah

Integrasi Sosial Melalui Kearifan Lokal (Studi Tentang Peran Tradisi Rakanan Sebagai Kekuatan Integratif Masyarakat Dusun Giyanti, Desa Kadipaten, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo)

ANINDHITA PUTRI W, Drs. Suharman, M.Si

2020 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek seperti agama, bahasa, dan kebudayaan. Hal ini menjadi salah satu nilai lebih yang sangat dibanggakan oleh kebanyakan orang Indonesia. Namun kemajemukan bagi masyarakat Indonesia juga cenderung menjadi beban daripada modal bagi bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang sumbernya berbau kemajemukan, khususnya bidang agama. Masyarakat Dusun Giyanti merupakan msayarakat multikultural yang juga mengalami dinamika pasang surut kerukunan. Seperti yang terjadi pada tahun 2013, Dusun Giyanti pun tidak luput dari konflik yang berasal dari sentimen agama. Konflik ini bermula dari diadakannya Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kadipaten pada tahun 2013 dimana terdapat 2 kandidat calon kepala desa yang memeluk agama berbeda yaitu Islam dan Katholik. Namun masyarakat dapat terintegrasi kembali setelah dilaksanakannya Tradisi Rakanan. Penelitan ini membahas tentang upaya integrasi sosial masyarakat Dusun Giyanti pasca konflik melalui kearifan lokal yaitu Tradisi Rakanan. Integrasi sosial tercipta melalui beberapa fase yaitu akomodasi, kerjasama (cooperation), koordinasi (coordination), dan asimilasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan dan menganalisa peran Tradisi Rakanan dalam upaya integrasi sosial masyarakat pasca konflik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi literatur. Untuk memahami fungsi dan peran kearifan lokal bagi integrasi sosial masyarakat, teori yang digunakan oleh penulis yaitu teori integrasi sosial yang menekankan pada solidaritas mekanik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Dusun Giyanti menjadi modal sosial dalam mewujudkan integrasi sosial dalam masyarakat pasca konflik sehingga hubungan antarumat beragama di Dusun Giyanti yang sempat mengalami keretakan dapat dipulihkan kembali.

Indonesia is a country that has diversity in various aspects such as religion, language and culture. This is one of the values that most Indonesians are very proud of. However, pluralism for the Indonesian people also tends to be a burden rather than capital for the Indonesian people. This can be seen from the emergence of various problems whose sources smell of diversity, especially in the field of religion. The people of Giyanti Hamlet are multicultural communities who also experience the dynamics of the ups and downs of harmony. As happened in 2013, Giyanti Hamlet was not immune from conflicts that stemmed from religious sentiments. This conflict stems from the holding of the Kadipaten Village Head Election (Pilkades) in 2013 where there were 2 candidates for village head who embraced different religions, namely Islam and Catholicism. However, the community can be reintegrated after the implementation of the Rakanan Tradition. This research discusses the social integration efforts of the post-conflict society in Giyanti Hamlet through local wisdom, namely the Rakanan Tradition. Social integration is created through several phases, namely accommodation, cooperation, coordination, and assimilation. This study uses qualitative methods to describe and analyze the role of the Rakanan Tradition as an integrative strength of Giyanti Hamlet. The data collection technique was carried out by in-depth interviews and literature studies. To understand the function and role of local wisdom for social integration in society, the theory used by the author is the theory of social integration which emphasizes mechanical solidarity. The results showed that the local wisdom possessed by the people of Giyanti Hamlet became social capital in realizing social integration in the post-conflict society so that relations between religious believers in Giyanti Hamlet that experienced cracks could be restored.

Kata Kunci : integrasi sosial, kearifan lokal, solidaritas mekanik, Tradisi Rakanan, social integration, local wisdom, mechanical solidarity, Rakanan Tradition

  1. S1-2020-384291-abstract.pdf  
  2. S1-2020-384291-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-384291-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-384291-title.pdf