Analisis Yuridis Penetapan Indirect Evidence Dalam Kasus Kartel Penetapan Harga Tiket Pesawat Garuda Group Dan Lion Group (Studi Kasus: Putusan KPPU No. 15/KPPU-I/2019
FAUZAN AKBAR LUBIS, Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.Li
2021 | Tesis | MAGISTER ILMU HUKUM (KAMPUS JAKARTA)Penelitian ini menganalisis kasus yang berkaitan dengan tindakan kartel penetapan harga tiket pesawat oleh dua maskapai penerbangan Indonesia yaitu Garuda Group dan Lion Group. Adanya dugaan kesepakatan tidak tertulis yang dilakukan oleh kedua maskapai mengarah ke kartel dan oligopoli, yang saat ini kedua maskapai tersebut menguasai lebih dari 90% pasar penerbangan di Indonesia. Sehingga menimbulkan ketidakadilan di pasar dan berpotensi memanfaatkan keadaan untuk memberi keuntungan bagi kedua group maskapai tersebut. KPPU menduga adanya indikasi perjanjian tidak terulis antara Garuda dan Lion Group yang mengakibatkan perubahan harga tiket pesawat secara bersamaan. Permasalahan tersebut membuat penulis merumuskan permasalahan yang membahas tentang analisis putusan yang diberikan oleh KPPU kepada Garuda Group dan Lion Group serta penerapan bukti tidak langsung (indirect evidence) dalam pembuktiannya. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian yang bersifat dekriptif analitis serta jenis penelitian yuridis normatif. Dengan dilakukan pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan (library reseach) dan didukung dengan sumber data primer serta sekunder yang dikaitkan dengan teori kepastian hukum, tujuan hukum dan keadilan yang dikemukakan oleh Gustav Radburch. Penelitian menyimpulkan KPPU telah tepat dalam memberikan putusan perkara No. 15/KPPU-I/2019 memutus Garuda Group dan Lion Group terbukti melanggar Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Adanya bukti perubahaan pola ekonomi yang terjadi secara bersamaan, serta adanya pertemuan dalam asosiasi INACA mengindikasikan adanya bukti komunikasi berupa kesepakatan tidak tertulis diantara Garuda Group dan Lion Group yang dapat dikatakan sebagai bukti tidak langsung (indirect evidence).
This study analyzes cases related to the cartel action of fixing airplane ticket prices by two Indonesian airlines, namely the Garuda Group and the Lion Group. There are allegations of unwritten agreements made by the two airlines leading to cartels and oligopolies, where currently the two airlines control more than 90% of the aviation market in Indonesia. So that it creates injustice in the market and has the potential to take advantage of the situation to benefit the two airline groups. The KPPU suspects that there are indications of an unwritten agreement between Garuda and the Lion Group which resulted in a simultaneous change in airplane ticket prices. These problems make the authors formulate problems that discuss the analysis of decisions given by the KPPU to the Garuda Group and Lion Group and the application of indirect evidence in the evidences. Based on the description of the problem, the authors conducted a descriptive analytical research and a normative juridical research type. By collecting data using the library research method (library research) and supported by primary and secondary data sources associated with the theory of legal certainty, the objectives of law and justice put forward by Gustav Radburch. The research concludes that the KPPU was correct in giving its decision on case No. 15 / KPPU-I / 2019 decided that the Garuda Group and Lion Group were proven to have violated Article 5 Paragraph 1 of Law Number 5 of 1999 concerning The Ban on Monopolistic Practices and Unfair Business Competition. The evidence of changes in economic patterns that occur simultaneously, as well as a meeting in the INACA association indicates evidence of communication in the form of an unwritten agreement between the Garuda Group and the Lion Group which can be said to be indirect evidence.
Kata Kunci : Persaingan Usaha, Penetapan Harga, Kartel / Business Competition, Pricing, Cartel