Relasi Kuasa Orang Tua dan Anak dalam Memutuskan Masa Depan Anak (Studi Kasus Keluarga di Masyarakat Jawa)
Dinda Agatha Shafira, Haryanto, Prof. Dr., M. A.
2021 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHANPenelitian ini dilatarbelakangi oleh problematika bahwa kuasa orang tua tidak lagi sepenuhnya mutlak atas penentuan masa depan anak. Relasi yang ada sebelumnya sangat dipengaruhi oleh budaya atau tradisi yang ada di sekitarnya, dalam hal ini adalah budaya Jawa tradisional. Namun, adanya perkembangan dan modernisasi mendorong perubahan sosial terjadi yaitu anak berani memiliki perbedaan pendapat dengan kehendak orang tuanya. Tulisan ini akan melihat bagaimana relasi kuasa orang tua dan anak di keluarga Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi kasus. Konsep yang digunakan untuk membantu memahami kasus adalah konsep kekuasaan Jawa, konsep keluarga Jawa, dan konsep relasi kuasa orang tua dan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi kuasa di dalam keluarga Jawa didorong oleh adanya dominasi kekuasaan hasil akumulasi modal yang dimiliki orang tua dan praktik nilai-nilai kehidupan sosial masyarakat Jawa, prinsip harmoni dan prinsip hormat biasa disebut sebagai etika Jawa. Terlepas dari wilayah tempat tinggal, baik itu dari rural, sub-urban dan urban, seluruh keluarga mempraktikkan relasi tersebut. Implementasi prinsip didasarkan pada nilai-nilai yang terinternalisasi di masing-masing keluarga dan strategi yang digunakan juga berbeda. Berjalannya relasi kuasa berimplikasi pada penentuan keputusan masa depan anak. Keluarga dengan dominasi orang tua yang besar dan praktik etika Jawa yang kuat menjadikan anak memiliki ketergantungan dan mematuhi seluruh kehendak orang tua termasuk juga pada penentuan keputusan masa depannya. Sedangkan keluarga yang menciptakan demokratisasi dengan ruang komunikasi terbuka sehingga ada diskusi antara orang tua dan anak cenderung lebih memberi kebebasan untuk menentukan masa depan anak. Kekuasaan orang tua dan praktik prinsip harmoni dan prinsip hormat dilanggengkan oleh masyarakat Jawa dengan memberikan pendidikan dan pewarisan nilai pada generasi selanjutnya dalam kehidupan sosial khususnya di keluarga.
This research is based on the problem that occurs in Javanese family about parental power is no longer entirely absolute over the determination of the child's future. The previous relationship was heavily influenced by the culture or traditions that existed around it in this case is traditional Javanese culture. Development and modernization encourage social changes where the child is now voicing out their difference opinions against the will of the parents. This paper will look at how the power relations between parent and children in Javanese family, especially in Central Java and Yogyakarta. The concepts used to understand the case are the concept of Javanese power, the concept of Javanese family and the concept of power relations between parent and children in Javanese family. Research uses descriptive qualitative methods with case study. The result showed that the power relations between parent and children within Javanese family are driven by the domination of power resulting from the accumulation of capital owned by parents and the practice of Javanese value of social life, the principles of harmony and the principle of respect and obedience, commonly referred to as Javanese ethics. Regardless of the area of residence in rural, sub-urban and urban areas, all families practice these principles. The implementation of these principles is based on internalized values in each family and each using different strategies. Practices of the power relations determined the child's future decisions. Families with parental dominance and strong Javanese ethical practices make children dependent and obey all the parent's will, including in determining their future decisions. Meanwhile, families that creates democratization with open communication spaces so that there is a discussion between the parent and children tend to give more freedom to determine child's future. The domination of parental power and the practice of the principle of harmony and the principle of respect and obedience are perpetuated by the Javanese society by providing education and inheritance of those values to the next generation in social life through family.
Kata Kunci : kekuasaan Jawa, relasi kuasa, masyarakat Jawa, javanese power, power relations, Javanese people