Laporkan Masalah

Penggunaan Kata Hyang sebagai Partikel Penunjuk dalam Prasasti-Prasasti Balitung

SULIMA AMALIA S, Dr. Mimi Savitri, M.A.

2021 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

Penelitian ini membahas mengenai penggunaan kata hyan sebagai partikel penunjuk dalam prasasti-prasasti yang dikeluarkan pada masa Dyah Balitung (898-910 M). Permasalahan yang angkat adalah Bagaimana kata hyang digunakan di dalam prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh Dyah Balitung. Dalam penelitian ini, dilakukan inventarisasi penggunakan kata hyan. Dari hasil inventarisasi yang didapat, kemudian dilakukan klasifikasi fungsi kata hyang. Dalam proses penelitian ini, hal yang pertama dilakukan adalah proses seleksi prasasti. Seleksi berdasarkan indikasi penggunaan kata hyang sebagai partikel penunjuk. Dari prasasti-prasasti masa Balitung, didapatkan 15 prasasti yang memenuhi kriteria sebagai objek penelitian. Kemudian, dilakukan kajian studi pustaka. Selanjutnya, dilakukan identifikasi dan klasifikasi terhadap penggunaan kata hyang dalam prasasti-prasasti tersebut untuk mendapatkan pola penggunaan hyang sebagai partikel penunjuk. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan sintesa terhadap hasil kajian literature, hasil identifikasi dan klasifikasi penggunaan kata hyan yang ditemukan dalam prasasti-prasasti balitung. Kesimpulan yang didapatkan adalah terdapat 3 variarin yang ditemukan, yaitu hyang, sang hyang, dan dang hyang. Partikel hyan berfungsi untuk menunjuk jabatan, kedudukan (raja), dan penyebutan dewa, juga digunakan sebagai penanda objek, binatang, bangunan, bentang alam. Sedangkan partikel sang hyang tidak pernah digunakan untuk menunjuk binatang. Untuk dang hyang sebagai penanda orang atau jabatan. Dengan adanya partikel penunjuk tersebut maka yang disebutkan mempunyai kedudukan yang tidak biasa, disakralkan dan dimuliakan.

This study discuss the use of the word hyang as a descriptive particle in inscriptions made during the reign of Dyah Balitung (898-910 AD). The main problem of this study is the usage of the word in context of the inscriptions. This study makes an inventory of the usage of the word hyang, which would then be classified according to the morphology study of Ancient Javanese. The first step taken is a selection process of the inscriptions, based on the indications of the usage of the word as a descriptive particle. From the inscriptions made during Balitungs reign, there are 15 inscriptions in which the word hyang was used. It is then followed by literature studies. The next step in the process is identification and classification of the usage of the word hyang within those inscriptions to obtain a pattern of the usage of the word as a descriptive particle. The analysis in this study was made by synthesizing the result of literature The conclusion of this study is that there are 3 variants found; hyang, san hyang, and dang hyang. The particle hyang function as a word denoting certain offices or positions (such as kings), for deities, it is also used to mention objects, animals, buildings, and landscapes. At the same time, the particle sang hyang was never used to denote animals, while the article dang hyang is mainly used when talking about a person or an official position. Therefore, these descriptive particles used to describe certain things that have unusual position, sacred and honored compared to others.

Kata Kunci : Prasasti, Balitung, hyang, partikel penunjuk

  1. S1-2021-350208-abstract.pdf  
  2. S1-2021-350208-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-350208-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-350208-title.pdf