Laporkan Masalah

Kesenian Dengklung di Kabupaten Batang Jawa Tengah :: Kontinuitas dan perubahannya

HERLINAH, Prof.Dr. R.M. Soedarsono

2002 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Kesenian Dengklung adalah jenis kesenian yang berbentuk selawatan yang hidup dan berkembang di Kabupaten Batang Jawa Tengah. Sebagai kesenian tradisi kerakyatan kesenian Denklung mampu menjadi salah satu kebanggan budaya masyarakat daerah Batang. Penulisan tesis ini bertujuan untuk mengungkapkan asal usul, fungsi, bentuk penyajian, serta perubahan-perubahan yang terjadi pada kesenian Dengklung. Untuk mengungkap berbagai aspek tersebut, digunakan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu, seperti pendekatan etnokoreologi, sejaran, antropologi, dan sosiologi. Kesenian Dengklung diperkirakan muncul sekitar abad ke-18, dahulu Dengklung dimainkan olem sekelompok pria, namun dewasa ini ada perubahan. Semua peran dimainkan oleh wanita hanya satu pira yang menjadi salah satu pemimpin dalam kesenian Dengklung ini. Kesenian Dengklung dahulu berfungsi sebagai alat untuk berdakwah, namun sekarang Dengklung memiliki fungsi ganda yaiut fungsi primer dan fungsi sekunder. Adapun fungsi tersebut selain sebagai alat untuk berdakwah, adalah sebagai hiburan, sebagai presentasi estetis, sebagai penyampai pesan dan sebagai peningkatan ekonomi. Perubahan yang terjadi dalam Denklung disebabkan karena situasi masyarakat Batang yang semakin disibukkan oleh rutinitas sehari-hari, serta faktor teknologi yang semakin canggih sebagai akibat pendidikan yang merata. Hal ini sangat mempengarhui perkembangan kesenian Dengklung. Sebagai seni tradisi, pewarisan kesenian Dengklung dalam kehidupan masyarakat Batang sampai saat ini masih tetap berlangsung. Walaupun keberadaan Dengklung sebagai seni tradisi kerakyatan merupakan nilai-nilai budaya lama, namun kesenian ini masih dirasakan sangat releven dalam kehidupan masyarakatnya. Hal ini disebabkan karena kesenian tersebut memiliki sifat yang luwes sehingga mampu bertahan di zaman yang serba modern. Untuk mempertahankan dan melestarikan kesenian Dengklung, para seniman dan pemerintah melalui bidang-bidang yang terkait telah mengadakan pembinaan dengan menyelenggarakan latihan secara kontinyu, serta mengikutsertakan kesenian Dengklung di berbagai festival baik di tingkat daerah maupun tingkat nasional.

Dengklung is a kind of performing art the form of which is religious recitation. It lives and develops in Batang Regency of Central Java. This follore is a culture pride of the people. The aim of this study, therefore, is to find out its origin, function, form of presentation, and also its changes. To Reveal all of those aspects, an multidisciplinary approach is used, such as ethnochoreology, history, anthropology, and sociology. Dengklung is estimated to emerge around the eighteen century. It used to be performed by a group of male performens. Today, howewer,there have been changes. All performen excep the leader of the group are female. Dengklung used to be for preaching. Today, however, it has two functions: Primary and secondary. It is now performed for preaching, entertaining, aesthetic presentation, conveying messages, as well as for financial purpose. The changes accurring in Dengklung have been due to changes in the society where it lives, they are the busy modern daily life and the progress in technology as well as the well distributed opportunity for getting education among the pople. Dengklung, however, still lives as a tradition in the society. Due to its flexibility, this old traditional performing art still lives and well preserver in the modern society. To preserve Dengklung, performens and the local authority through various programs have helped to carry out the training and to get Dengklung involved in regional or national festivals.

Kata Kunci : Seni Tradisional,Dengklung,Kabupaten Batang Jawa Tengah


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.