Narrative Review : Sediaan Farmasi Ekstrak Cinnamomum sp. Sebagai Antijerawat
ALYA AMIR, Dr. apt. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, M.Si.; Dr. Djoko Santosa, M.Si.
2021 | Skripsi | S1 FARMASICinnamomum sp. dikenal memiliki komponen utama sinamaldehid. Sinamaldehid yang biasa dimanfaatkan ekstrak atau minyak atsirinya menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai bakteri, termasuk bakteri penyebab jerawat. Hal ini dapat diaplikasikan untuk pengobatan antijerawat yang diformulasikan dalam berbagai bentuk sediaan. Bentuk sediaan yang dipilih disesuaikan dengan sifat ekstrak ataupun minyak atsiri sinamaldehid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum ekstrak atau minyak atsiri dalam menekan pertumbuhan bakteri serta mengenali bentuk sediaan farmasi yang sesuai untuk ekstrak ataupun minyak atsiri sinamaldehid. Narrative review digunakan sebagai metode dalam menyeleksi dan mengekstraksi data-data sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data-data penelitian diperoleh dari database ACS Publications, CAB Direct, Google Scholar, ProQuest, dan Pubmed. Kajian review ini memberikan hasil bahwa konsentrasi hambat minimum ekstrak atau minyak atsiri cinnamon dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti asal dan usia tumbuhan, metode ekstraksi, dan strain bakteri yang digunakan. Sehingga terdapat variasi konsentrasi hambat dari setiap data penelitian, dengan rentang 0,013 mg/mL sampai 6,438 mg/mL. Aktivitas antibakteri ekstrak Cinnamomum sp. sebagai antijerawat dikuatkan dengan penggunaan bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Ekstrak dan minyak atsiri cinnamon diformulasikan menjadi sediaan krim, emulsi, gel, lotion, dan concealer dalam beberapa penelitian. Masing-masing sediaan memiliki kelebihan dan kekurangannya yang mendasari peneliti memilihnya.
Cinnamomum sp. is known to have cinnamaldehyde as the major component. Cinnamaldehyde which is commonly used in the form of extracts or essential oils shows antibacterial activity towards some bacteries, including acne-causing bacteria. It can be applied for anti acne medications formulated in various pharmaceutical preparations. Selected pharmaceutical preparations are adjusted with the extracts or essential oils of cinnamaldehyde's characteristics. This research aims to find out minimum inhibitory concentration of the extracts or essential oils that suppress bacterial growth and also identify compatible pharmaceutical preparations for extracts or essential oils. Narrative review is used as a method to assort and extract the datas according to inclusions and exclusions criterias. The research datas are obtained from ACS Publications, CAB Direct, Google Scholar, ProQuest, and Pubmed. The results given by this narrative review states that Cinnamomum sp.'s extracts or essential oil's minimum inhibitory concentrations are influenced by many factors, such as its origin, age, and part of the plant used, extraction method, and also strains bacteria used. So there are various inhibitory concentrations from every research datas, with the range 0,013 mg/mL to 6,438 mg/mL. Antibacterial activity of cinnamomum extract as anti acne is strengthen by the use of Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, and Propionibacterium acnes, acne-causing bacterias. Extracts and essential oils of cinnamon formulated to cream, emulsion, gel, lotion, and concealer in some studies. Each preparation has its own advantage and disadvantage which underlie the researcher's decision.
Kata Kunci : Cinnamomum, sinamaldehid, formulasi, jerawat