Pemanfaatan Tumbuhan di Situs Plawangan Berdasarkan Analisis Residu Gerabah
TITO M RIZKY, Dr. Anggraeni, M.A
2021 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIPenelitian yang berjudul Pemanfaatan Tumbuhan di Situs Plawangan Berdasarkan Analisis Residu pada Gerabah ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat pesisir pendukung Situs Plawangan pada masa lalu. Situs Plawangan merupakan situs prasejarah yang terletak di pesisir laut utara Jawa. Meskipun berdasarkan temuan fauna menunjukkan bahwa subsistensi di permukiman Plawangan berbasis sumberdaya aquatik (laut dan air tawar), tetapi masyarakat pendukung Plawangan tentu juga memanfaatkan tumbuhan dalam kehidupan mereka. Oleh sebab itu, permasalahan yang ingin dibahas adalah apa saja jenis tumbuhan yang dimanfaatkan di Situs Plawangan pada masa lalu yang dapat diketahui melalui fitolit yang terdapat dalam residu pada fragmen gerabah dan keterkaitannya dengan bentuk gerabah. Penelitian ini menggunakan pendekatan arkeobotani melalui identifikasi fitolit yang diperoleh dari residu pada fragmen gerabah. Metode ekstraksi fitolit mengikuti prosedur Bowdery (1998) dengan menggunakan sodium polytungstate (SPT) sebagai cairan berat untuk memisahkan fitolit dari residu lainnya. Fragmen gerabah yang dipilih berupa fragmen dasar yang merupakan tempat terakumulasinya residu, dan badan gerabah yang menunjukkan indikasi adanya residu. Hasil identifikasi fitolit pada residu fragmen gerabah menunjukkan bahwa telah terjadi pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat pendukung Situs Plawangan pada masa lalu, baik sebagai bahan pangan, bahan pembungkus makanan, maupun obat. Tumbuhan pangan yang dapat diidentifikasi berupa milet dan jali. Berdasarkan hasil identifikasi, tumbuhan garut juga ditemukan pada fragmen gerabah. Namun dari posisi fragmen gerabah yang ada di lapisan teratas dan masa persebaran garut yang muda, diperkirakan tumbuhan garut tersebut bukan berasal dari masa awal penghunian Situs Plawangan. Adapun tumbuhan yang kemungkinan dimanfaatkan untuk pembungkus makanan adalah trengguli dan bambu. Selain itu, trengguli dan bambu juga diperkirakan dimanfaatkan sebagai bahan obat. Pengamatan terhadap fragmen gerabah juga menunjukkan bahwa gerabah dengan dasar rata dan berkaki lebih banyak digunakan untuk wadah atau untuk pengolahan makanan tanpa pemanasan. Adapun gerabah dengan residu kehitaman pada sisi dalam badan yang mengindikasikan proses pengolahan tumbuhan dengan pemanasan, hanya merupakan unsur minor. Keberadaan tumbuhan yang bukan merupakan tumbuhan asli Indonesia, yaitu milet dan jali, dapat menunjukkan indikasi adanya kontak antara Plawangan dengan wilayah luar, sebagaimana didukung oleh temuan artefaktual.
The research entitled " Plant Usages At Plawangan Site Based On Pottery Residue Analysis" aims to determine the use of plants by coastal communities supporting the Plawangan Site in the past. Plawangan Site is a prehistoric site located on the north coast of Java. Although based on fauna findings, it shows that subsistence in Plawangan settlements is based on aquatic resources (sea and fresh water), but the people who support Plawangan certainly also use plants in their lives. Therefore, the problem to be discussed is what types of plants were used in the Plawangan Site in the past which can be identified through the phytolites contained in the residue of pottery fragments and their relationship to the shape of the pottery. This study used an archaeobotany approach through identification of phytolites obtained from residues in pottery fragments. Fitolit extraction method followed the procedure Bowdery (1998) using sodium polytungstate (SPT) as a heavy liquid for fitolit flotation process. The fragments of the pottery selected are from the base earthenware where the residue is accumulated, and the earthenware bodies that show indications of residue. The results of phytolite identification from pottery fragment residues indicated that the plants had been used by the community supporting the Plawangan Site in the past, as food ingredients, food packaging materials, and medicines. Food plants that can be identified are millet and jobs tears. Based on identification, arrowroot plants were also found in the pottery fragments. However, from the position of the pottery fragments in the stratigraphy top layer and the young arrowroot distribution period, it is estimated that the arrowroot plants did not come from the early period of occupation of the Plawangan Site. The plants that can be used for food packaging materials were perhaps coming from trengguli and bamboo. On other side, trengguli and bamboo are probably used as medicinal ingredients. Observation of pottery fragments also showed that pottery fragments with flat bottoms and legs were mostly used for containers or for food processing without heating. As for pottery with a blackish residue on the inside of the body, which indicates the processing of plants by heating, is only a minor element. The existence of plants that are not native to Indonesia, namely millet and jobs tears, can indicate contact between Plawangan and the outer region, as supported by artifactual findings
Kata Kunci : fitolit, residu, fragmen gerabah, pemanfaatan tumbuhan, Situs Plawangan