Eksotikisme wayang beber dalam seni lukis di Jawa transformasi norma tradisi dalam seni rupa modern
SURJANTO, Harry Tjahjo, Prof.Drs. SP. Gustami, SU
2002 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaWayang beber yang dulu pernah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kini terancam punah. Sebagai suatu seni pertcnjukan wayang beber sudah begitu langka dipentaskan. Akhirakhir ini wayang beber muncul kembali, namun daiam bentuk karya seni rupa, antara lain sebagai karya lukis. Wayacg beber tidak dapat dipisahkan dari gambar atau lukisan wayang beher, berfungsi sebagai alat peraga pertunjukan. Dengan ini dalang bercerita berdasarkan gambar-gambar yang dilukiskan pada kertas memanjang yang sisi-sinya dilekatkan agar bisa digulung. Cara melukis atau membuat gambar oleh para pelukis pada zaman dahulu dikerjakan dengan teknik sungging, seperti pada pembuatan wayang kulit. Menyungging wayang beber berdasarkan pakem yang sudah ditentukan. Pemunculan wayang beber sebagai karya seni rupa, terutama lukis, yang sering dikatakan sebagai wayang beber, peilu dikaji ulang. Mengingat karya-karya seni lukis wayang beber sekarang cenderung menyimpang, atau tidak lagi berdasarkan pakem sungging wayang beber sebagaimana yang pernah menjadi kesepakatan tradisional di nasa lalu. Perhatian pada seni tradisional yang dijadikan sebagai sumber ide penciptaan seni tidak lepas dari perubahan sosial budaya yang mengglobal. Munculnya faham kebebasan termasuk kebebasan berekspresi, juga melanda di kalangan seniman di Indonesia. Dalam menggunakan wayang beber sebagai acuan banyak yang tidak mengikuti kaidah sungging tradisional wayang beber. Mereka lebih bertumpu pada penafsiran masing-masing. Ada yang hanya mengambii istilah wayang beber untuk karyanya, ada yang mendistorsi bentuk-bentuk wayang beber, mendeformasi, menstilisasi, dan mengubah wma. Jadi pada prinsipnya para seniman hanya mengambil sisi-sisi eksotik dari wayang beber. Seknarnya mereka tidak tahu sebenarnya apa itu wayang beber. Banyak di antara mereka yang bahkan merusak pakem wayang beber. Dalam kaitan ini istilah pelesidan, pengembangan hanya sebatas kulitnya saja. Tidak ada substansi tentang kewayangbeberan yang memadai. Oleh karena itu istilah pelestarian wayang bekr yang dikaitkm dengan praktek membuat karya seni lukis dalam pengertian sekarang ini perlu ditinjau kembali. Banyak yang bisa dilakukan agar wayang beber peninggalan nenek moyang tetap bermakna, di antaranya: dengan merekonstruksi pembuatan wayang beber seperti yang dulu pernah dilakukan; dari pembuatan kertasnya, sampai penggunaan bahan-bahan pewma organik tradisionlai, sehingga kegeniusan seperti kewmpilan para pembuat wayang beber masa lalu dapat diaktualkan. Reaktualisasi wayang beber dalam pengertian spesifik dan komprehensif, sangat relevan dan akan memben kontribusi dari yang lokal dalam kehidupan masa kini yang semakin mengglobal. vi
Wuyung beber show was a part of the people’s artistic activities hundreds years ago. Wayang beber painted on several pieces of paper and attached to two sticks as the holders at both ends was formally used as a medium of performance. Wnile unfolding the roll of the pictures, the dhulang (The puppeteer) narrated the stories as presented by each picture. The artistries of performance along with those of enmclling based CE L!e pakern (the fixed rules) ceased long time ago. A ne-a form of art, the art of painting, has recently emerged in our society. Obviously encouraged by the flourishing artistry freedom aid inspired by the exotic characteristics of wayang beber, some . artist create a new form of artwork. AlthGugh there are some differences in their works from the traditional form of wayang beber, they claim to name their works wayang beber. There comes a question. That whether or not the new form of painting deserves such a name although there are deformation, distortion, and some otkr changes is quite obvious. Besides whatever effort is made to preserve the traditional artwork of wayang beber, the aliention of the norm of wayang beber should be avoided.
Kata Kunci : Seni Lukis,Jawa,Wayang Beber,Seni Modern, tarditional wayang beber, wayang beber painting, preservation, and norm of wayang beber