Integrasi dan Hegemoni: Tumbuhnya Pusat-Pusat Ekonomi Baru di Sisi Barat Laut Banda Tahun 1900an-1940an

LA ODE RABANI, Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A. Dr. Sri Margana, M. Phil.

2021 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORA

Kajian ini membahas tentang perkembangan sebuah kawasan geografis, yakni sisi barat Laut Banda periode 1900an sampai 1940an. Kawasan atau zona sisi barat Laut Banda pada awalnya dikenal dengan Oost Celebes dan kemudian Oostkust Celebes ketika reorganisasi wilayah ini mengalami perubahan sebagai dampak dari berkuasa penuhnya pemerintah Belanda (hegemoni) sebagaimana yang ditunjukkan oleh korte verklaring yang ditandatangani oleh para raja, dan penguasa di kawasan itu. Aspek yang diteliti adalah implikasi dari hegemoni pemerintah kolonial dalam kurun waktu kurang lebih 40 tahun. Sejak politik etis dan desentralisasi dijalankan sebagai kebijakan untuk dilaksanakan di Hindia Belanda pada tahun 1900an, maka kebijakan Pax-Neerlandica seperti menemukan angin segar untuk berlanjut. Pemaksaan pelaksanaan isi perjanjian-perjanjian terus digalakkan Pejabat Belanda, meskipun harus berperang dengan penguasa yang menentangnya. Penguasa wilayah sisi barat Laut Banda adalah satu kawasan yang mengalami hal ini dan berada pada posisi yang kalah. Oleh karena itu harus menerima wilayah dan kerajaannya diatur dan diperintah oleh Belanda. Pengiriman tenaga kerja dari Jawa, transmigrasi, dan perekrutan pekerja dari beberapa daerah di Sulawesi untuk bekerja di perusahaan kayu Vejahoma dan tambang aspal adalah efek dari pelaksanaan kebijakan itu. Selain itu restrukturisasi pejabat bidang politik dan ekonomi dilakukan untuk meningkatkan jumlah pajak dari aktivitas di pelabuhan dan pajak orang. Selain itu, budidaya tanaman produktif seperti penanaman kelapa yang luas, budidaya mutiara, dan kapuk menjadi komoditas ekonomi yang mendorong tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru di sisi barat Laut Banda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hegemoni kolonial di sisi barat laut Banda menghadirkan dua hal penting dalam sejarah ekonomi di kawasan itu, yakni memperkuat posisi ekonomi yang telah berlangsung pada era sebelumnya meskipun harus mengorbankan otoritas penguasa lokal di satu sisi. Di sisi yang lain, penguatan ekonomi lokal di bawah hegemoni kolonial menciptakan ruang yang luas bagi tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru, sehingga membuka kesempatan yang luas bagi berkembangnya aktivitas ekonomi masyarakat di sisi Barat Laut Banda dan sekitarnya. Dalam konteks itu, konsep integrasi progresif yang diperkenalkan Sartono Kartodirjo dapat menjelaskan proses sejarah yang terjadi di sisi barat Laut Banda.

This study discusses the development of a geographical area, the West side of Banda sea during the period of 1900s to 1940s. The area or zone on the West side of the Banda sea was once known as Oost Celebes, and later known as Oostkust Celebes following the Dutch (hegemony) on this area who reorganised this area on the basis of korte verklaring who signed by the kings, authorities of this area. This research studied the impact of colonial government hegemony in this area around 40 years. Since the application of the Ethical Policy and decentralisation in the Dutch Indies in 1900s, the government found a favourable situation to continue the Pax-Neerlandica policy. The government enforced the application of covenants, although they had to take war with the opponent authorities. The authorities on the West side of the Banda sea underwent this situation and became the losing parties, therefore they had to accept the Dutch ruled their kingdoms. The implementation of this policy effected to the sending of labors from Java, transmigration, and recruitment of workers from across Sulawesi to work in the Vejahoma timber company and in asphalt mining. Apart from that, the effected to restructurization of officials in politics and economics in order to increase tax revenue of activities of ports and of persons. In addition, this policy effected to the increase of cultivation of productive crops such as extensive cultivation of coconut, pearl cultivation, and cottonwood as economic commodities which drove the emergence of new economic centres on the west side of the Banda Sea. This research concluded that the colonial hegemony on the west side of the Banda sea affected to two important points in the economic history of this area, on the one hand, continued to strengthen the earlier economic position, even though it eliminated the power of local authorities. On the other hand, the strengthening of local economy under colonial hegemony created a wide space to the growth of new economic centres, so that widen opportunities for the growth of economic activities of the society on the west side of the Banda sea and its surrounding areas. In this conext, the concept of progressive integration introduced by Sartono Kartodirdjo is able to explain historical events which was occurred in the west side of the Banda island.

Kata Kunci : Integration, hegemony, export commodities, change, and the growth of new economic centers.