THE IMPACT OF PSAK 71 IMPLEMENTATION ON EARNINGS QUALITY (EMPIRICAL STUDY ON BANKS LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE YEAR 2015-2019)
SYLVIA HADIYANTI, Choirunnisa Arifa, S.E., M.Sc., Ph.D.
2021 | Skripsi | S1 AKUNTANSIMulai tahun 2020 dan seterusnya, PSAK 71 resmi diterapkan sebagai respon dalam mengatasi isu PSAK 55 seputar pengakuan kerugian kredit yang tertunda atas instrumen keuangan. Model kerugian kredit ekspetasi yang dikenalkan dalam PSAK 71 (expected credit loss model) mensyaratkan pengakuan atas kemungkinan kerugian penurunan nilai dalam periode pinjaman masuk ke pembukuan entitas, meskipun kerugian tersebut belum terjadi. Selain itu, PSAK 71 mencakup volatilitas yang lebih tinggi dalam laporan laba rugi dikarenakan jumlah asset yang perlu diakui pada nilai wajar, dengan perubahan nilai wajar langsung diakui dalam neraca laba rugi. Dengan demikian, perubahan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan bank secara material karena sebagian besar aset bank berupa instrumen keuangan. Penelitian ini menganalisis dampak penerapan PSAK 71 pada 33 bank publik di Indonesia dengan cara membandingkan laporan keuangan ril dengan laporan keuangan reformulasi selama lima kurun waktu. Untuk membandingkan signifikansi kualitas laba yang dipengaruhi oleh standar baru, proxy earnings response coefficients (ERCs) digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat reaksi pasar yang signifikan, yang ditangkap oleh ERC yang lebih tinggi ketika persyaratan PSAK 71 diterapkan pada laporan keuangan bank.
From 2020 onwards, PSAK 71 is fully implemented to address the precedent PSAK 55 issue on delayed credit loss recognition on financial instruments. The new expected credit loss model requires the recognition of possible future impairment loss in the first reporting period a loan goes to the entity's books even if the loss has not been incurred. Moreover, PSAK 71 includes more income statement volatility as more assets will be recognised at fair value with changes in fair value recognised in profit and loss instantly. Hence, these changes will materially affect banks' financial statement as it largely consists of financial instruments. This research analyses the impact of PSAK 71 implementation in 33 publicly listed banks in Indonesia by comparing the reported financial statements and the reformulated (using retroactive approach) financials statements over five time series. To compare the significance of the quality of the earnings affected by the new standard, the proxy of earnings response coefficients (ERCs) is utilized. The results suggest that there is significant market reaction, captured by higher ERCs, when the requirement on PSAK 71 is implemented on banks' financial statements.
Kata Kunci : PSAK 71, IFRS 9, financial instruments, expected credit losses, banks, retroactive application