Laporkan Masalah

PENJARA PUSAT EROPA: SISTEM PENJARA DISIPLINER DAN KEHIDUPAN TAHANAN EROPA, 1870AN-1930AN

HAFNI FAKHRINA, Julianto Ibrahim, M.Hum

2021 | Skripsi | S1 SEJARAH

Penjara Pusat Eropa Semarang atau dalam narasi sumber Belanda disebut dengan Centrale Gevangenis voor Europeanen te Semarang, merupakan penjara Eropa pertama di Hindia Belanda yang menerapkan pidana kerja disipliner bagi tahanannya. Penjara pusat Eropa juga merupakan satu-satunya penjara yang menampung tahanan sipil Eropa dari seluruh wilayah di Hindia Belanda. Penelitian ini bertujuan membahas mengenai sistem penjara disipliner dan kehidupan di dalam penjara pusat Eropa pada awal sampai akhir pemberlakuannya sebagai penjara yang khusus menampung tahanan sipil Eropa, yakni pada tahun 1870 an sampai 1930 an. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dari Kuntowijoyo, berdasarkan penuturannya metode penelitian sejarah terdiri dari pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik, interpretasi dan penulisan. Sumber yang digunakan adalah sumber primer dan sekunder yang berasal dari arsip, koran dan majalah sezaman serta beberapa buku yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan sistem penjara disipliner merupakan hasil adopsi dari sistem disipliner di negara induk, Belanda. Namun pada pengaplikasiannya sistem penjara disipliner di Hindia Belanda berjalan lebih longgar. Meskipun demikian, tetap saja asal mula penerapannya merupakan ide untuk memanfaatkan tahanan sebagai tenaga kerja untuk kepentingan ekonomi negara. Tahanan bekerja dari pagi sampai sore untuk memproduksi barang-barang kebutuhan negara. Rehabilitasi bagi tahanan berbentuk penyadaran diri melalui pemberian pekerjaan tanpa adanya pendekatan edukasi moral. Sampai pada periode Politik Etis, bentuk rehabilitasi dengan pendekatan edukasi moral mulai diberikan dalam bentuk dibukanya perpustakaan penjara, pemberian pendidikan umum dan pendidikan keagamaan, serta pelayanan dan fasilitas lainnya.

The Central European Prison in Semarang or in Dutch sources called the Centrale Gevangenis voor Europeanen te Semarang was the first European prison in the Dutch East Indies to impose a disciplinary system for its prisoners. The Central Prison is also the only prison that accommodated European civilian prisoners from all regions of the Dutch East Indies. This study aims to discuss the disciplinary prison system and life in the central European prison from the beginning to the end of its enactment as a special prison to accommodate European civilian prisoners, i.e. in the 1870s to the 1930s. Using Kuntowijoyo’s historical research method, this study applied topic selection, source collection, criticism, interpretation and writing. The research resources used primary and secondary resources, obtained from archives, contemporary newspapers and magazines as well as several books related to this research topic. The results showed that the disciplinary prison system was the result of the adoption of the disciplinary system in the mother country, the Netherlands. However, in its application, the disciplinary prison system in the Dutch East Indies ran more loosely. Nevertheless, the origin of its application was the idea of using prisoners as labor for the benefit of the state economy. Prisoners worked from morning to evening to produce goods for the state. Rehabilitation for detainees takes the form of self-awareness through the provision of jobs without a moral education approach. Until the period of Ethical Policy, a form of rehabilitation with a moral education approach began to be given in the form of opening a prison library, providing general education and religious education, as well as other services and facilities.

Kata Kunci : Penjara, Narapidana, Orang Eropa, Sistem Pidana, Hukum Pidana./ Prison, Prisoners, Europeans, Criminal System, Criminal Law.

  1. S1-2021-383907-abstract.pdf  
  2. S1-2021-383907-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-383907-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-383907-title.pdf