Laporkan Masalah

RANCANGAN MUSEUM PENATARAN KABUPATEN BLITAR SEBAGAI RUANG PUBLIK EDUKASI DAN REKREASI YANG BERORIENTASI IGENERATION

RINA YULIANTI, Dr. Widya Nayati, M.A.

2021 | Tesis | MAGISTER ARKEOLOGI

Perkembangan museum di Indonesia secara kuantitas berkembang dengan pesat. Tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan perkembangan secara kualitasnya. Citra museum yang masih belum membaik ini membuat kesan museum menjadi hanya sekedar sebagai tempat menyimpan dan memamerkan benda kuno dengan model yang statis. Hal ini membuat museum di Indonesia kurang diminati pengunjung. Hal yang sama juga dialami Museum Penataran. Museum Penataran merupakan salah satu museum pemerintah milik Pemerintah Kabupaten Blitar. Lokasi Museum Penataran yang strategis yaitu berada di Kawasan Wisata Percandian Penataran ternyata tidak membuat Museum Penataran diminati pengunjung, terutama segmen generasi muda (iGeneration). Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi Kolam Renang Penataran dan Kompleks Percandian Penataran. Oleh karena itu, diperlukan suatu untuk mengelola Museum Penataran agar menarik untuk dikunjungi, terutama oleh pengunjung generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi atau rancangan konsep pengelolaan Museum Penataran sebagai ruang publik edukasi dan rekreasi yang mengacu pada kebutuhan generasi muda (iGeneration). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang melalui tahapan pengumpulan data, analisis data dan berujung pada penyimpulan. Penelitian terhadap kondisi Museum Penataran saat ini menunjukkan adanya kelemahan, kelebihan, ancaman maupun peluang yang dimiliki Museum Penataran. Identifikasi ini kemudian digunakan untuk menyusun langkah-langkah strategis pengembangan museum sesuai dengan tujuan berdirinya museum. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa Museum Penataran mempunyai banyak peluang untuk mengembangkan diri sebagai ruang publik edukasi dan rekreasi yang menarik bagi iGeneration yang merupakan generasi unik dengan segala karakteristiknya. Walaupun rancangan pengembangan museum ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan iGeneration, namun museum harus terbuka bagi semua kalangan tanpa terkecuali. Selain itu, Museum Penataran juga harus mampu beradaptasi dengan segala kondisi, termasuk di masa pandemi Covid-19. Museum Penataran harus menjadi ruang publik yang tidak hanya nyaman untuk tempat belajar dan berekreasi, namun juga harus memberikan keamanan bagi pengunjungnya.

The development of museums in Indonesia in quantity is growing rapidly. But this is not balanced by the development in quality. The museum's image that has not improved makes the impression of the museum to be just a place to store and exhibit ancient objects with a static model. This makes museums in Indonesia less attractive to visitors. The same thing is also experienced by the Penataran Museum. Penataran Museum is one of the government museums owned by the Blitar Regency Government. The strategic location of The Penataran Museum is located in the Penataran Temple Tourism Area does not make the Penataran Museum attracted by visitors, especially the younger generation segment (iGeneration). This is inversely proportional to the condition of the Penataran Swimming Pool and Penataran Temple Complex. Therefore, it is necessary to manage the Penataran Museum in order to be interesting to visit, especially by the younger generation visitors as the next generation of the nation. This research aims to provide recommendations or drafts of the concept of managing the Penataran Museum as an educational and recreation public space that refers to the needs of the younger generation (iGeneration). This research uses qualitative methods that go through the stages of data collection, data analysis and lead to conclusions. Research on the current condition of the Penataran Museum shows the weaknesses, advantages, threats and opportunities that the Penataran Museum. This identification is then used to develop strategic steps for the development of the museum in accordance with the purpose of the establishment of the museum. The results of this analysis show that Penataran Museum has many opportunities to develop itself as an educational and recreation public space that appeals to iGeneration which is a unique generation with all its characteristics. Although the design of the museum development is intended to meet the needs of iGeneration, the museum must be open to all circles without exception. In addition, Penataran Museum must also be able to adapt to all conditions, including during the Covid-19 pandemic. Penataran Museum should be a public space that is not only comfortable for learning and recreation, but also must provide security for visitors.

Kata Kunci : Museum Penataran, New Museum, iGeneration, Edukasi, Pembelajaran, Ruang publik, Covid-19, Education, Learning, Public Space

  1. S2-2021-419227-abstract.pdf  
  2. S2-2021-419227-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-419227-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-419227-title.pdf