Signifikansi Puisi Sarangui Mullihak karya Kim In-Yuk: Kajian Semiotika Riffaterre
MONA NURMANINGTYAS, Suray Agung Nugroho, M,A., Ph.D.
2021 | Skripsi | S1 BAHASA DAN KEBUDAYAAN KOREASarangui Mullihak atau Fisika Cinta merupakan puisi modern Korea gubahan Kim In-yuk. Puisi ini membicarakan pengalaman cinta pertama menggunakan penggambaran fenomena fisika. Penelitian ini mengupas lapisan-lapisan dalam puisi Sarangui Mullihak dengan menggunakan semiotika Riffaterre untuk mengungkap bagaimana sebuah puisi bisa membicarakan fenomena fisika dan cinta pertama pada saat yang bersamaan. Melalui pembacaan pertama atau pembacaan Heuristik diketahui bahwa puisi ini berbicara tentang seseorang yang jatuh cinta untuk pertama kalinya. Pada pembacaan kedua diketahui bahwa puisi ini menganalogikan cinta pertama dengan fenomena fisika. Analisis menunjukkan bahwa fenomena fisika yang digunakan pada puisi ini adalah rumus massa jenis, hukum gravitasi universal Newton, dan hukum gerak harmonik sederhana. Rumus massa jenis digunakan untuk menganalogikan besarnya pesona yang dimiliki gadis bertubuh kecil yang menjadi cinta pertama tokoh dalam puisi. Hukum gravitasi universal Newton digunakan untuk menganalogikan kekuatan gravitasi cinta pertama tokoh dalam puisi. Hukum gerak harmonik sederhana digunakan sebagai analogi dari debaran hati tokoh yang mengalami cinta pertama seperti berayun bagai pendulum. Puisi ini menekankan akan dahsyatnya cinta yang terjadi untuk pertama kali dalam hidup seseorang. Puisi ini menyiratkan bahwa cinta dan fisika memiliki kekuatan yang sama dahsyatnya yang membuat manusia tidak bisa menolaknya ketika ia sudah terjadi.
Sarangui Mullihak is a Korean modern poem written by Kim In-yuk. It talks about experiences of first love using the laws of physics. This study peels off the layers of Sarangui Mullihak using Riffaterres semiotic method to reveal how a poem can talk about law of physics and first love at the same time. In the first reading of this poem, it is found out that this poem talks about an experience of falling in love for the first time. In the second reading of this poem, it is found out that this poem analogizes first love experiences with the laws of physics. The analysis reveals that the laws of physics used are density formula, Newtons law of universal gravitation, and law of simple harmonic motion. Density formula is used to analogize the amount of charm possessed by a small girl who is the first love of a character in poetry. Newtons law of universal gravitation is used to analogize the gravitational power of first love. The simple law of harmonic motion is used as an analogy to the heartbeat of a character that swings like a pendulum while experiencing first love. This poem emphasizes the enormity of love that occurs for the first time in a person's life. This poetry implies that love and physics have the same amount of great power that makes humans unable to resist when it happens.
Kata Kunci : Sarangui Mullihak, Kim In-yuk, puisi, puisi modern Korea, semiotika