Identifikasi dan Latar Belakang Sejarah Tinggalan Arkeologis Jangkar di Perairan Kepulauan Sangihe
FAIRUZ AZIS, Drs. Musadad, M.A.
2021 | Skripsi | S1 ARKEOLOGITemuan arkeologis jangkar di perairan Kepulauan Sangihe merupakan data baru bagi arkeologi, khususnya arkeologi maritim di Indonesia. Hingga saat ini, informasi yang berkaitan dengan temuan jangkar di perairan Kepulauan Sangihe masih sangat minim. Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh HIMA UGM bertajuk UGM Maritime Culture Expedition (UMCE) tahun 2017 dan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) tahun 2018 telah menyinggung keberadaan jangkar ini, namun penelitian tersebut bersifat eksploratif sehingga informasi yang dihasilkan hanya terbatas pada deskripsi kondisi jangkar saat ini. Dalam penelitian ini, dilakukan kajian melalui pendekatan arkeologi maritim dan mengkomparasikannya dengan data sejarah terkait untuk mengetahui karakteristik bentuk, identitas, serta latar belakang sejarah dari temuan jangkar tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuka wawasan baru dalam penelitian arkeologi maritim di Indonesia, terutama dalam hal objek penelitian berupa jangkar. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa temuan jangkar di perairan Kepulauan Sangihe tergolong dalam tipe admiralty anchor. Admiralty anchor merupakan desain jangkar yang dikembangkan dan digunakan oleh kapal armada Angkatan Laut Inggris. Berdasarkan sejarah maritim wilayah Laut Sulawesi, terdapat beberapa kemungkinan latar belakang sejarah yang berhubungan dengan keberadaan temuan jangkar di perairan Kepulauan Sangihe. Kemungkinan yang pertama, yaitu jangkar tersebut merupakan milik kapal Angkatan Laut atau pedagang Inggris yang mendapat serangan dari kolonial Belanda atau Spanyol saat melakukan pelayaran di sekitar perairan Kepulauan Sangihe. Kemungkinan yang kedua, yaitu keberadaan temuan jangkar tersebut berhubungan dengan eksistensi para perompak di wilayah Laut Sulawesi.
Archaeological findings of anchors the waters of the Sangihe Islands are new data for archaeology, especially maritime archaeology in Indonesia. Until now, information related to the finding of anchors in the waters of Sangihe Islands is still very minimal. Previous research conducted by HIMA UGM entitled UGM Maritime Culture Expedition (UMCE) in 2017 and Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) in 2018 had mentioned the existence of this anchor, however the type of the research is exploratory research so that the information produced is limited to a describtion of the current anchor condition. In this study, a study was carried out through a maritime archaeological approach and compared it with related historical data to determine the shape characteristics, identity, and historical background of the anchor findings. This study aims to open new insights in maritime archaeology research in Indonesia, especially in anchor research. The results of this study show that the anchor findings in the waters of the Sangihe Islands are classified as admiralty anchor types. The Admiralty anchor is an anchor design developed and used by the British Royal Navy's ships. Based on the maritime history of the Sulawesi Sea region, there are several possible historical backgrounds related to the existence of anchors found in the waters of the Sangihe Islands. The first possibility, that the anchor belonged to a British Royal Navy or merchant ship that was attacked by the Dutch or Spanish colonialists while sailing around the waters of the Sangihe Islands. The second possibility is that the anchor finding is related to the existence of pirates in the Sulawesi Sea region.
Kata Kunci : Identification, Historical Background, anchor, Sangihe Islands