Penyebutan Tuhan dalam Bahasa Jawa
WIDHA PRIMADIWATI AM, Dr. Hendrokumoro, M.Hum
2020 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIKPenelitian ini mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan fenomena bentuk kebahasaan (istilah penyebutan Tuhan) dan kaitannya dengan pola pikir masyarakat penuturnya (Jawa). Data yang digunakan pada penelitian ini berupa istilah penyebutan Tuhan dalam bahasa Jawa standar yang bersumber dari Al-Huda Tafsir Quran Basa Jawi, Alkitab Mobile SABDA versi bahasa Jawa, dan situs blog Alangalangkumitir. Penyediaan data dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara dengan narasumber berlatarbelakang terkait. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode padan intralingual dengan teknik hubung banding yang bersifat lingual. Pada tahap ini, pengklasifikasian asal bahasa mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) dan Baoesastra Djawa (1939), sedangkan pengkalsifikasian bentuk bahasa istilah penyebutan Tuhan didasarkan pada teori bentuk leksem yang dikemukakan oleh Berlin (1973). Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode padan ekstralingual dengan teknik hubung banding yang bersifat ekstralingual yakni menghubungkan fenomena bahasa dengan sesuatu di luar kebahasaan. Hasil penelitian istilah penyebutan Tuhan dalam bahasa Jawa menunjukkan adanya 24 istilah penyebutan Tuhan yang berbeda. Istilah-istilah ini diklasifikasikan berdasarkan literatur (Al-Quran, Alkitab, dan Naskah-naskah Jawa), asal bahasa (Bahasa Arab, Ibrani, Sanskerta, dan Jawa yang terdiri dari ragam kawi atau bentuk arkais serta tingkat tutur krama), serta bentuk leksem (leksem primer dan leksem sekunder). Lebih lanjut, pada leksem primer ditemukan adanya bentuk monomofremis dan polimorfemis. Pada bentuk polimorfemis ditemukan adanya leksem yang bersifat produktif dan tidak produktif. Pola pikir masyarakat Jawa tentang Tuhan dipengaruhi adanya monoteisme, trinitas, dan sinkretisme dalam masyarakat. Selain hal itu, cara manusia dalam mempersepsikan sesuatu juga turut mempengaruhi istilah penyebutan Tuhan dalam bahasa Jawa.
This research reveals correlation between the appellations of God and the thought pattern of Javanese speech community. The appellations is form standard Javanese language which sourced from Al-Huda Tafsir Qur'an Basa Jawi, Javanese version of the Mobile Bible SABDA, and Alangalangkumitir blog site. This data was provided by literature study and interviews. Data analysis in this research used padan intralingual method with lingual comparative technique. At this stage, the origin of language classification based from Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) and Baoesastra Djawa (1939), while the language form classification based from the lexeme theory by Berlin (1973). In addition, this research also used padan ekstralingual method with extralingual linking technique. This technique connect the phenomenon of language with something extralingual such as social factors. The results shows that there were 24 different appellations of God. These appellations are classified based on literature (Quran, Bible, and Javanese manuscripts), language origin (Arabic, Hebrew, Sanskrit, and Javanese which consist of kawi or archaic forms and krama speech levels), and language form (Primary lexeme and secondary lexeme). Furthermore, the primary lexeme is found to have monomofremic and polymorphemic forms. On the polymorphemic form, there is a lexeme that productive and unproductive. The Javanese peoples thought patterns about God was influenced by monotheism, trinity, and syncretism. Apart from that, the way of humans perceive something also influenced the appellations of God in Javanese.
Kata Kunci : Leksikon, Tuhan, Bahasa Jawa, Etnosemantik