PERSISTENSI METIL EUGENOL PADA ABSORBEN KAPAS, ZEOLIT, BATU APUNG, DAN PLYWOOD DI DALAM STEINER TRAP UNTUK MENARIK LALAT BUAH

MAULANA ALFARIZI, Dr. Suputa, S.P., M.P.

2021 | Skripsi | S1 PROTEKSI TANAMAN

Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan hama penting pada komoditas hortikultura. Salah satu pengendalian hama ini dengan menggunakan aktraktan seperti metil eugenol dan cue lure. Petani umumnya menggunakan metil eugenol yang diteteskan pada kapas sebagai bahan absorben. Pada absorben kapas, metil eugenol memiliki persistensi yang sangat singkat, umumnya berkisar 4-8 minggu. metil eugenol diteteskan sebanyak 1 mL pada absorben kapas, zeolite, batu apung, dan plwood yang berukuran 5x2x2 cm. Absorben mengandung metil eugenol dimasukkan kedalam steiner trap untuk memerangkap lalat buah di Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (PIAT UGM) selama kurang lebih 5 bulan. Persistensi ditentukan apabila lalat buah tidak terperangkap pada steiner trap. Uji stastistik menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) digunakan untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa absorben zeolit dan batu apung memiliki persistensi lebih lama yaitu selama 11-18 minggu dan 6-17 minggu dibandingkan dengan absorben kapas dan plywood berkisar antara 4-8 minggu dan 5-16 minggu.

Fruit flies (Bactrocera spp.) are one of the most destructive horticultural pests. Methyl eugenol and cue lure as an attractant is often used to manage the population of fruit flies. Farmers usually apply the methyl eugenol by using cotton as the absorbent material, which actually has a low persistence (4-8 week). Field trials were conducted to compare the persistence of methyl eugenol in the different absorbent materials (cotton, zeolite, pumice, and plywood) by dropping 1 mL methyl eugenol into each materials which has size 5x2x2 cm. The absorbents was inserted into the steiner trap to trap fruit flies in Center of Agrotechnology Inovation approximately 5 months. Persistance was determined if fruit flies were not trapped on steiner trap. Statistical test using a completely randomized block design (RCBD) was used to determine the effect between treatments. The result showed that zeolite and pumice were more persistance than cotton and plywood. Zeolite was persistent in 11-18 week, 6-17 week for pumice stone, 5-16 minggu for plywood, and cotton just persistent in 4-8 week.

Kata Kunci : Bactrocera spp., persistensi, kapas, zeolit, batu apung, dan plywood