Laporkan Masalah

ARGUMEN KRITIS MUHAMMAD IQBAL ATAS EKSISTENSI TUHAN DALAM TINJAUAN ONTOLOGI ANTON BAKKER

AKHMAD IQBAL, Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin, M.Hum., Ph.D of Arts

2021 | Tesis | MAGISTER FILSAFAT

Persoalan mendasar dalam filsafat ketuhanan ialah bagaimana kita menjelaskan eksistensi Tuhan yang kita anggap ada. Beberapa argumen telah berumunculan dalam menjawab keberadaan Tuhan. Pertama, argumen ontologis yang berusaha menjawab bahwa eksistensi Tuhan memuat totalitas kesempurnaan. Sehingga untuk menolak keberadaan-Nya dengan pikiran mengandung kemustahilan. Sebab saat itu pula kita sedang memikirkan eksistensi Tuhan dan keberadaan Tuhan tidak hanya eksis di dalam pikiran melainkan juga eksis di dalam kenyataan karena alasan kesempurnaan-Nya. Kedua, argumen kosmologis yang berpendapat bahwa kenyataan terdiri dari rentetan sebab-akibat, sehingga harus ada permulaan sebab yang tidak disebabkan, karena merupakan permulaan dari sebab-akibat dalam kenyataan. Sebab pertama itu ialah Tuhan. Ketiga, Argumen teleologis yang mengatakan bahwa sebab keteraturan yang ada di alam semesta ini, pasti ada yang mendesainnya. Seperti jam tangan yang presisi dalam menunjukkan waktu. Sang pendesain tersebut adalah Tuhan. Penelitian ini ingin mengeksplorasi argumen kritis Muhammad Iqbal atas eksistensi Tuhan dalam tinjauan ontologi. Sehingga hasil yang dicapai akan mengungkap dimensi ontologis dari argumen eksistensi Tuhan Muhammad Iqbal. Dalam filsafat ketuhanannya, Muhammad Iqbal memberikan penjelasan terkait eksistensi Tuhan melalui intuisi diri, di mana pengalaman diri manusia yang dipahami sebagai ego terbatas, akan menuntun kita kepada keberadaan Diri yang Mutlak (Ego Mutlak), yakni eksistensi Tuhan. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model historis-faktual mengenai tokoh. Pikiran suatu tokoh yang termuat dalam karya-karyanya, beberapa karya ilmiah yang berkaitan. Metode yang digunakan ialah inventarisasi, evaluasi kritis, analisis-sintesis, dan heuristika. Dalam penelitian ini memuat konsep filsafat ketuhanan Muhammad Iqbal, intuisi diri, argumen eksistensi Tuhan dan dimensi ontologis eksistensi Tuhan. Konsep ketuhanan Muhammad Iqbal bersifat panenteisme. Karena semua ada dalam diri Tuhan. Intuisi diri merupakan jalan untuk menjelaskan eksistensi Tuhan. Eksistensi Tuhan dipahami sebagai individu atau Ego Mutlak. Eksistensi Tuhan sebagai pengada memiliki struktur ontologis: berbentuk mono-pluralis, bersifat modifik-transendental, bergerak dinamis, bersifat spiritual dan kegiatannya mempunyai orientasi dualis meliputi monisme dan pluralisme. Kata kunci : Eksistensi Tuhan, Intuisi diri, Ego terbatas dan Ego Mutlak

The fundamental problem in divine philosophy is how we explain the existence of God which we think exists. Several arguments have emerged in response to the existence of God. First, the ontological argument which tries to answer that the existence of God contains the totality of perfection. So that to deny His existence with a thought is impossible. Because at that same time we are also thinking about God's existence and God's existence not only in the mind but also in reality due to His perfection. Second, the cosmological argument which argues that reality consists of a series of causes and effects, so that there must be a beginning of cause that is not caused, because it is the beginning of cause and effect in reality. The first reason is God. Third, the teleological argument which says that because of the order that exists in this universe, someone must have designed it. Like a watch that is precise in showing time. The designer is God. This study intends to explore Muhammad Iqbals critical arguments for the existence of God in ontology review. So that the results achieved will reveal the ontological dimension of the argument for the existence of God Muhammad Iqbal in his divine philosophy. Muhammad Iqbal gave an explanation regarding the existence of God through self-intuition, where the experience of the human self which is understood as limited ego, will lead us the absolute existence of the self (Absolute Ego). Namely the existence of God. The research model used in this study is a historical-factual model of the character. The thoughts of a character contained in his works, some related scientific works. The methods used are inventory, critical evaluation, analysis-synthesis, and heuristics. This research contains: the concept of Muhammad Iqbal's divine philosophy, self-intuition, arguments for the existence of God and the ontological dimension of God's existence. Muhammad Iqbal's concept of divinity is panentheism. Because everything is in God. Self-intuition is a way of explaining God's existence. The existence of God is understood as the individual or the Absolute Ego. The existence of God as being has an ontological structure: mono-pluralist, modific-transcendental, dynamic, spiritual and its activities have a dualistic orientation including monism and pluralism. Keywords: Existence of God, Self-Intuition, Limited Ego and Absolute Ego

Kata Kunci : Eksistensi Tuhan, Intuisi diri, Ego terbatas dan Ego Mutlak

  1. S2-2021-447968-abstract.pdf  
  2. S2-2021-447968-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-447968-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-447968-title.pdf