Laporkan Masalah

Sepahit Bisnis Ikan Asin: Respon Pengusaha Ikan Asin terhadap Krisis Kemarau di Mertasinga, Cirebon

M SOUFI CAHYA G, Agus Indiyanto, S. Sos., M.Si.

2020 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Kemarau panjang yang berlangsung dari Mei hingga November 2019 mengakibatkan krisis pada usaha perikanan di wilayah Mertasinga. Hadirnya angin fohn sebagai dampak kemarau panjang serta kerusakan lingkungan yang telah ada di daerah tersebut sebelumnya mendorong permasalahan di bidang suplai ikan pada usaha perikanan. Di dalam melihat permasalahan tersebut, studi ini bertujuan memberikan diskusi mengenai bentuk respon dari pengusaha ikan asin di Mertasinga sebagai bagian dari masyarakat pesisir dalam menghadapi kemarau panjang 2019. Studi ini mengajukan dua pertanyaan untuk memulai diskusi ini, yaitu (1) bagaimanakah respon dari para pengusaha ikan asin di dalam menghadapi krisis? dan (2) bagaimanakah para pengusaha ikan asin memaknai krisis tersebut? Meninggalkan dikotomi struktur dan strategi, studi ini menggunakan perspektif langgam yang melihat orientasi individu, preferensi jaringan pengaman sosial, dan beragam faktor struktural yang menghambat dan atau membentuk strategi individu. Studi ini menemukan bahwa usaha kecil dengan relasi kerja yang bersifat informal akan lebih resilien di dalam menghadapi krisis dibandingkan dengan usaha besar dengan relasi kerja yang bersifat formal dan bergantung kepada sistem patronase yang kuat. Selain itu, dalam memaknai krisis, usaha yang besar dan formal akan cenderung memiliki pandangan yang bersifat teknokratis dikarenakan posisi mereka yang memiliki daya tawar di hadapan negara dibandingkan dengan usaha kecil dan informal.

Severe drought which lasted from May up to November 2019 in Java creating a crisis in the fisheries industry. The presence of a foehn wind that drives fishermen to halt their seafaring activities and the previous environmental degradation created a problem on the supply-side of the fisheries industry. Seeing those problems, this study wanted to present a discussion on the responses of the salted-fish entrepreneurs as part of the coastal community in Mertasinga in dealing with the long drought of 2019. This study puts forth two questions to begin the discussion, that is (1) how salted-fish entrepreneurs’ respond the drought crisis of 2019? and (2) how they viewed the crisis? Transcending the dichotomy between structures and strategies, this study puts forth the style perspective that looks upon individual orientation, preferences of social safety nets, and the various structural factors upon which individual strategies are limited and or shaped. This study found that smaller industries which depends on informal relations are more resilient than the bigger industry with much more formal labour relations and which depended on a strong patronage system. In viewing the crisis, the bigger and more formal industry tend to have a more technocratic viewpoint because of their more advantageous position in the eyes of the state.

Kata Kunci : kemarau, krisis, pengusaha ikan asin, langgam/ drought, crisis, salted-fish entrepreneurs, style

  1. S1-2020-399500-abstract.pdf  
  2. S1-2020-399500-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-399500-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-399500-title.pdf