Laporkan Masalah

Jenis Pohon Penyusun Taman Keanekaragaman Hayati Kabupaten Ponorogo

CYNTIA KUSNUL K, Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D.

2021 | Tugas Akhir | D3 PENGELOLAAN HUTAN

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia senantiasa melakukan upaya-upaya penyelamatan atau konservasi, baik untuk tumbuhan maupun hewan terutama yang beresiko mengalami kepunahan. Salah satu upaya yang dilakukan ialah membangun Taman Keanekaragaman Hayati. Taman ini berfungsi untuk mengonservasi tanaman endemik, lokal dan langka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman yang terdapat di Taman Keanekaragaman Hayati Wengker, peran dan posisinya sebagai ruang terbuka hijau di Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini dilakukan di Taman Keanekaragamaan Hayati Wengker Kabupaten Ponorogo. Data dikumpulkan selama Januari 2019 dengan menginventarisasi satu per satu tanaman dan menentukan nama jenisnya. Kemudian menghitung persentase tutupan lahan di RTH tersebut. Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa luas lahan yang tertutupi tanaman sebesar 33,06%. Hasil inventarisasi mencatat sejumlah 557 tanaman dalam 36 jenis. Adapun jenis pohon yang mendominasi ialah sengon (Falcataria mollucana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) sebanyak 425 individu. Tanaman lainnya adalah akasia (Acacia auriculiformis Benth.), asam Jawa (Tamarindus indica L.), belimbing (Averrhoa carambola L.), beringin (Ficus benjamina L.), biola cantik (Ficus lyrata Warb.), cemara laut (Casuarina equisetifolia L.), ceremai (Phyllantus acidus (L.) Skeels), glodokan pecut (Polyathia longifolia (Soon.) Thwaites), jambu air (Syzigium aqueum (Burm.f.) Alston), jambu biji (Psidium guajava L.), jati (Tectona grandis L.f.), jeruk bali (Citrus maxima (Burm.) Merr.), jeruk nipis (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle), karsen (Muntingia calabura L.), kayu manis (Cinnamomum burmannii B.), kelengkeng (Dimocarpus longan Lour), ketapang (Terminalia catappa), ketapang kencana (T. mantally), ketela pohon (Manihot esculenta Crantz), ki acret (Spathodea campanulata P. Beauv.), lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit), maja (Aegle marmelos (L.) Correa), mangga (Mangifera indica L.), nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.), palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens H. Wendl), petai (Parkia speciosa Hassk.), sawo (Manilkara zapota (L.) P. Royen), sawo hijau (Chrysophyllum cainito L.), sawo kecik (M. kauki (L.) Dubard), srikaya (Annona squamosa L.), sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A.Zorn) Fosberg), trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr.), dan waru (Hibiscus tiliaceus varr. abutiloides (Wild.) Hoscr).

The Ministry of Environment and Forestry of the Republic of Indonesia always save or conserve plants and animals especially those at risk of extinction. One of the efforts is to create a Biodiversity Park that functions to conserve endemic, local and rare plants. This study aims to identify the plant species in Wengker Biodiversity Park, their role and position as green open space in Ponorogo Regency. This research was conducted in Wengker Biodiversity Park, Ponorogo Regency. Plant inventory was done during January 2019 in order to record and to determine plant species as well to calculate the land cover in the green open space. Based on the research data, it can be seen that the area of land covered by plants is 33,6%. The inventory result recorded a numer of 557 plants in 36 species. The dominant species is moluccana albizia (Falcataria mollucana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes), amounting to 425 individuals. Other species are acacia (Acacia auriculiformis Benth.), tamarind (Tamarindus indica L.), star fruit (Averrhoa carambola L.), banyan (Ficus benjamina L.), beautiful violin (Ficus lyrata Warb.), sea pine (Casuarina equisetifolia L.), Malay gooseberry (Phyllantus acidus (L.) Skeels), mast tree (Polyalthia longifolia (Soon.) Thwaites), water apple (Syzygium aqueum (Burm .f.) Alston), guava (Psidium guajava L.), teak (Tectona grandis L.f.), pomelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.), lime (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle), kersen fruit (Muntingia calabura L.), cinnamon (Cinnamomum verum J. Presl), longan (Dimocarpus longan Lour), country almond (Terminalia catappa, T. mantaly), madagascar almond (Terminalia muelleri Benth), cassava (Manihot esculenta Crantz.), african tulip (Spathodea campanulata P. Beauv.), white leadtree (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit), bel fruit (Aegle marmelos (L.) Correa), mango (Mangifera indica L.), jackfruit (Artocarpus heterophyllus Lam.), yellow palm (Chrysalidocarpus lutescens H. Wendl), stink bean (Parkia speciose Hassk.), sapodilla (Manilkara zapota (L.) P. Royen), star apple (Chrysophyllum cainito L.), caqui (Manilkara kauki (L.) Dubard), sugar apple (Annona squamosa L.), breadfruit (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.A.Zorn) Fosberg), rain tree (Samanea saman (Jacq.) Merr.), and portia tree (Hibiscus tiliaceus varr. abutiloides (Wild.) Hoscr.

Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Taman Kehati, konservasi eksitu, flora langka, pendidikan lingkungan

  1. D3-2021-415667-abstract.pdf  
  2. D3-2021-415667-bibliography.pdf  
  3. D3-2021-415667-tableofcontent.pdf  
  4. D3-2021-415667-title.pdf