Peran Dan Kolaborasi Stakeholders Pada Perkembangan Pariwisata Heritage Di Kawasan Siwa Plateau Daerah Istimewa Yogyakarta
JUSMAN M., Dr. Ir. Dwita Hadi Rahmi, M.A.
2020 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKawasan Prambanan yang terletak di dua provinsi (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah) merupakan kawasan yang kaya potensi heritage. Meskipun demikian, belum ada satu pun peraturan hukum yang mengatur secara rinci pengelolaan Kawasan Prambanan. Sementara itu, salah satu area di dalam kawasan ini, yang dikenal dengan nama Kawasan Siwa Plateau (terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta), telah mengalami perkembangan yang relatif pesat ke arah pariwisata heritage sejak tahun 2010. Pariwisata heritage tersebut telah menjadi daya tarik ekonomi baru bagi masyarakat setempat yang sebelumnya tidak memiliki banyak pilihan-pilihan ekonomi karena kawasan ini terbilang kurang subur. Di sisi lain, potensi ekonomi dari pariwisata itu sendiri dapat berdampak buruk bagi heritage dan lingkungannya apabila terlalu eksploitatif. Berangkat dari kondisi tersebut, menarik untuk melihat bagaimana stakeholder yang terlibat aktif di dalam perkembangan pariwisata heritage di Kawasan Siwa Plaetau mengambil peran dan berkolaborasi satu sama lain, untuk lebih memahami apakah dan bagaimana peran dan kolaborasi yang berlangsung mencerminkan upaya-upaya mencari keseimbangan dari kontradiksi inheren yang terdapat di dalam konsep heritage (preservasi/stabilitas) dan pariwisata (pembangunan/ perubahan). Metode penelitian yang digunakan adalah induktif kualitatif. Unit amatan utama adalah perkembangan pariwisata heritage di dalam Kawasan Siwa Plateau, khususnya pada enam heritage (lima kategori cagar budaya dan satu warisan geologi) yang telah dikembangkan sebagai objek atau destinasi wisata. Ruang lingkup penelitian ini adalah peran dan kolaborasi stakeholder dalam perkembangan pariwisata heritage di Kawasan Siwa Plateau. Pengumpulan data dilakukan melalui survei, wawancara, dan observasi sebagai data primer, serta data-data sekunder. Keseluruhan data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan cara menyusunnya ke dalam unit-unit informasi yang menjelaskan klasifikasi atau kategori peran dan kolaborasi stakeholder yang kemudian dijelaskan ke dalam tema-tema pemaknaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sepuluh klasifikasi/kategori peran stakeholder dan terdapat tujuh bentuk kolaborasi yang mencerminkan aspek-aspek pelindungan dan pengembangan pariwisata heritage. Kesepuluh bentuk peran dan ketujuh bentuk kolaborasi stakeholder tersebut kemudian menjelaskan tema-tema situasi perkembangan pariwisata heritage di Kawasan Siwa Plateau, yaitu (1) bergerak menuju pariwisata heritage berdasarkan kebijakan pelindungan; (2) cagar budaya "milik" pemerintah, warisan geologi "milik" masyarakat; (3) abhayagiri sumberwatu heritage resort sebagai alternatif pengelolaan objek wisata heritage; (4) atraksi wisata integratif memperkuat citra kawasan pariwisata heritage; (5) belum optimalnya pemberdayaan masyarakat; dan (6) absennya perencanaan pengelolaan matang dan terpadu: potensi konflik pemanfaatan ruang di masa depan
Prambanan Area which is in two provinces of Indonesia (Special Region of Yogyakarta and Central Java) is rich of heritage potential. Nevertheless, there is no any regulation to regulate in detail about how this area should be managed. Meanwhile one part of the area, commonly called Siwa Plateau Area, have since 2010 been developed rapidly toward heritage tourism. The development has become a new economic attraction for local people who previously did not have many economic choices because this area is less fertile for agriculture. On the other hand, the economic potential of tourism can have a negative impact on heritage and its environment if it is too exploitative. Based on those conditions, it is interesting to see how stakeholders who are actively involved in the development of heritage tourism take roles and collaborate to each other in the context of heritage tourism development, to better understand whether and how the roles and collaborations reflect their efforts to find a balance between the inherent contradictions in the concepts of heritage (conservation/preservation) and tourism (change/development). This research used inductive qualitative method. The observation unit was the development of heritage tourism in Siwa Plateau Area, especially on six heritages that has been developed as tourism object or destination. The research scope was on role and collaboration of stakeholder who actively involved in development of tourism heritage in Siwa Plateau Area. Data collection was conducted through survey, interviews, and observation as well as secondary data to be collected. These data were then analyzed through arranging them into information units to explain categories of stakeholder role and collaboration. These categories were then interpreted into themes. The results showed that the role of stakeholder can be classified into ten types and the collaboration into seven types. These results then explain the themes of the situation of heritage tourism development in the Siwa Plateau Area, namely (1) moving towards heritage tourism based on protection policies; (2) cultural heritage "belonging to" the government, geological heritage "belonging to" the community; (3) Abhayagiri Sumberwatu Heritage Resort as an alternative management of heritage tourism objects; (4) integrative tourism attractions to strengthen the image of heritage tourism areas; (5) community empowerment has not been optimal; and (6) the absence of mature and integrated management planning: potential conflicts over land use in the future.
Kata Kunci : pariwisata heritage, stakeholder, kawasan siwa plateau, kawasan prambanan