Laporkan Masalah

KAJIAN KERUSAKAN TANAH AKIBAT PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PERKEBUNAN DI SUB DAS NAGUNG, KULON PROGO

MUH FARIQ, Prof. Dr. Suratman Worosuprojo M.Sc.; Dr. Djati Mardiatno, M.Si.; Dr. Noorhadi Rahardjo, M.Si., P.M.

2020 | Skripsi | S1 GEOGRAFI LINGKUNGAN

Area penelitian terletak di Sub DAS Nagung,Kulon Progo, Yogyakarta. Kajian mengenai kerusakan tanah dinilai penting karena gambaran penggunaan lahan perkebuanan yang terlampau tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan tanah di Sub DAS Nagung, (2) mengetahui potensi dan status kerusakan tanah di Sub DAS Nagung Kulon Progo, (3) Mengetahui upaya pengendalian untuk kerusakan tanah di Sub DAS Nagung, Kulon Progo. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Pengolahan data sekunder dilakukan dengan memberi skoring pada setiap variabel yang digunakan. Perhitungan koefisien juga ikut serta dalam proses penentuan status kerusakan tanah. Penggunaan lahan dan Ordo Tanah memiliki koefisien masing-masing 20%, sedangkan untuk Kemiringan Lereng dan Curah Hujan memiliki nilai koefisien masing-masing 30%. Hal ini didasarkan pada kriteria baku kerusakan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kerusakan tanah terjadi akibat pemanfaatan lahan perkebunan secara berlebih tanpa disertai dengan teknik konservasi vegetatif maupun mekanik. Status kerusakan tanah di Sub DAS Nagung memiliki empat klasifikasi yaitu rusak ringan, rusak sedang, berat dan rusak sangat berat. Upaya konservasi yang dapat dilakukan adalah konservasi vegetatif dan konservasi mekanik. Konservasi vegetatif dilakukan dengan cara pemilihan tanaman penanaman tanaman sejajar kontur dan disilang siur menuruni lereng. Konservasi mekanik memiliki tujuan mengontrol volume dan limpasan permukanaan.

The research area is located in the Nagung Sub-watershed, Kulon Progo, Yogyakarta. The study of soil degradation is considered important because the description of the use of forest land is too high. The objectives of the study are (1) to determine the factors that cause soil damage in Nagung Sub-watershed, (2) to determine the potential and status of soil damage in Nagung Kulon Progo Sub-watershed, (3) to determine the control efforts for soil damage in Nagung Sub-watershed, Kulon Progo. The research was conducted using secondary data. Secondary data processing is done by scoring each variable used. Coefficient calculations also participate in the process of determining the status of soil damage. Land use and Land Order have each coefficient of 20%, while for Slope and Rainfall the coefficient values are 30% each. This is based on standard criteria for soil damage. The results showed that the soil damage factor occurred due to excessive use of plantation land without any vegetative or mechanical conservation techniques. The status of land damage in the Nagung Sub-watershed has four classifications, namely light damage, moderate damage, heavy damage, and very heavy damage. Conservation efforts that can be done are vegetative conservation and mechanical conservation. Vegetative conservation is carried out by selecting crop planting plants parallel to the contour and crossing down the slopes. Mechanical conservation has the aim of controlling the surface volume and runoff.

Kata Kunci : satuanlahan, perkebunan, status kerusakan tanah, kemiringan lereng, curah hujan, penggunaan lahan, Sub DAS, jenis tanah, Latosol, Grumusol, Aluvial, dan Gleisol, konservasi vegetatif, konservasi mekanik.

  1. S1-2020-348661-abstract.pdf  
  2. S1-2020-348661-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-348661-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-348661-title.pdf