Politik Kekerabatan di Kabupaten Klaten Tahun 2000-2020
DEVIN ARDYNA AZHAR, Bayu Dardias Kurniadi, S.I.P., M.A., M.Pub.Pol., Ph.D
2020 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHANPenelitian ini membahas tentang proses pembentukan politik kekerabatan di Klaten dari tahun 2000-2020. Selama dua dekade tersebut, hanya ada dua keluarga yang silih berganti menempati posisi kepala daerah di Klaten. Mereka adalah Haryanto Wibowo-Sri Hartini dan Sunarna-Sri Mulyani, Sri Hartini merupakan istri dari mantan Bupati Klaten Alm. Haryanto Wibowo yang menjabat pada tahun 2000-2005. Haryanto Wibowo meninggal dunia pada tahun 2006. Selanjutnya, Sri Mulyani juga merupakan istri dari Sunarna Bupati Klaten yang telah menjabat selama dua periode yaitu 2005-2010 dan 2010-2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana politik kekerabatan dapat mendominasi politik lokal di Kabupaten Klaten. Partai politik sebagai satu-satunya lembaga yang dapat mengusung kandidat di pilkada, memiliki peran yang sangat vital dalam dinamika politik di tingkat lokal. Keunikan dari politik kekerabatan di Klaten adalah kontestasi yang terjadi di internal partai politik, khususnya di DPC PDI-P Klaten. Proses yang terjadi di internal DPC PDI-P Klaten secara tidak langsung berpengaruh besar terhadap peta politik yang terjadi di Klaten. Hal ini karena dominasi PDI-P yang sangat besar di Klaten, tidak hanya di tatanan pilkada melainkan juga di tatanan legislatif. Dominasi ini membuat DPC PDI-P Klaten muncul sebagai resource atau sumber daya politik yang sangat potensial bagi para politisi di Klaten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Temuan di lapangan menunjukan bahwa politik kekerabatan di Klaten terjadi karena adanya dominasi kedua keluarga dinasti terhadap DPC PDI-P Klaten. Sebagai partai yang mendominasi Klaten, maka figur-figur yang diusung oleh PDI-P memiliki peluang yang besar untuk memenangkan pilkada di Klaten. Politik kekerabatan justru pertama kali terjadi di level partai dan kemudian melebar ke level kepala daerah.
This research discusses the process of forming kinship politics in Klaten from 2000-2020. During these two decades, there were only two families who took turns occupying the position of regional head in Klaten. They are Haryanto Wibowo-Sri Hartini and Sunarna-Sri Mulyani, Sri Hartini is the wife of the former Klaten Regent. Haryanto Wibowo, who served in 2000- 2005. Haryanto Wibowo passed away in 2006. Furthermore, Sri Mulyani is also the wife of Sunarna, the Regent of Klaten who has served for two periods, namely 2005-2010 and 2010- 2015. This study aims to determine how kinship politics can dominate local politics in Klaten Regency. Political parties as the only institutions that can carry candidates in the elections, have a very vital role in the political dynamics at the local level. The uniqueness of the kinship politics in Klaten is the contestation that takes place internally by political parties, especially at DPC PDI-P Klaten. The process that took place internally at the DPC PDI-P Klaten indirectly had a big influence on the political map that occurred in Klaten. This is due to the very large dominance of the PDI-P in Klaten, not only in the regional elections but also in the legislative order. This domination made the PDI-P Klaten DPC emerge as a very potential political resource for politicians in Klaten. Those who control the DPC PDI-P Klaten have enormous potential to control the political map in Klaten. The method used in this study is a qualitative method with a case study approach. The findings in the field show that the kinship politics in Klaten occurred due to the domination of the two dynastic families over the PDI-P Klaten DPC. As the party that dominates Klaten, the figures promoted by PDI-P have a great chance to win the Pilkada in Klaten. In fact, kinship politics first took place at the party level and then expanded to the regional head level.
Kata Kunci : Politik kekerabatan, politik dinasti, pilkada, partai politik, pemilu