Inovasi Akar Rumput: Proses Pemunculan dan Peranan Kepemimpinan Akar Rumput (Studi Kasus Di Desa Wisata Pentingsari, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)
M LAKSMANA S ADI W, Dr. Setiadi, M.Si.; Dr. Agus Joko Pitoyo, S.Si., M.A.
2020 | Tesis | MAGISTER KEPEMIMPINAN DAN INOVASI KEBIJAKANInovasi akar rumput muncul sebagai alternatif atas ketidakmampuan inovasi konvensional menyelesaikan masalah masyarakat lokal. Di Indonesia, komunitas akar rumput lebih tepat disematkan pada masyarakat pedesaan. Berbagai kebijakan dan inovasi telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan masalah desa, namun model top-down ternyata tidak efektif. Desa akhirnya berinovasi mandiri secara bottom-up dari dan oleh masyarakat itu sendiri, termasuk yang dilakukan oleh Desa Pentingsari dengan berubah menjadi desa wisata sejak tahun 2008. Keberhasilan Desa Pentingsari bertransformasi menjadi desa wisata menjadi menarik untuk diteliti, khususnya terkait dengan proses permunculan inovasi dan peranan kepemimpinan akar rumput dalam memimpin proses inovasi yang dilakukan. Penelitian kualitatif ini menemukan beberapa hasil penting, bahwa proses inovasi dimulai dengan tiga motivasi utama, dilanjutkan dengan pengamatan sederhana, pembentukan jaringan internal dan eksternal, hingga tahap aktivitas/gerakan. Pemimpin akar rumput juga memegang peranan strategis dalam keberhasilan proses pemunculan inovasi yang dilakukan. Pemimpin akar rumput memiliki pengaruh yang kuat dan sangat berperan dalam memberikan motivasi, membentuk visi bersama, membentuk jaringan, dan membuat sistem kerja. Meskipun tanpa dukungan pendanaan dari pihak luar dan harus mengorbankan banyak material dan harta pribadi, pemimpin akar rumput sukses memimpin proses inovasi akar rumput di Desa Pentingsari hingga berhasil menjadi salah satu desa wisata terbaik dunia.
Grassroots innovation appears as an alternative to the inability of conventional innovation to solve local community problems. In Indonesia, grassroots communities are more precisely embedded in rural communities. Various policies and innovations have been carried out by the Indonesian government to solve village problems, but the top-down model has proved ineffective. The village finally innovated independently from and by the community itself, including what was done by Pentingsari Village by turning into a tourist village since 2008. The success of Pentingsari Village in transforming into a tourist village is interesting to research, especially related to the process of emerging innovation and the role of grassroots leadership in leading the innovation process. This qualitative research found several important results that the innovation process begins with three main motivations, continues with simple observations, the formation of internal and external networks, to the activity / movement stage. Grassroots leader also plays a strategic role in the success of the innovation process. Grassroots leader has a strong influence to providing motivation, forming a common vision, forming networks, and creating work systems. Even without outside funding support and having to sacrifice a lot of material and personal property, the grassroots leader succeeded in leading the grassroots innovation process in Pentingsari Village to become one of the best tourist villages in the world.
Kata Kunci : inovasi akar rumput, desa wisata, proses, kepemimpinan akar rumput