Laporkan Masalah

DINAMIKA URBANISME DI INDONESIA: PENDEKATAN KAPABILITAS

PINURBA PARAMA P, Prof. Dr. Susetiawan, S.U.

2020 | Tesis | MAGISTER PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Pembangunan urban dan urbanisme di Indonesia sedari awal terjebak dalam dua kutub besar dalam ruang diskusinya. Pertama adalah kutub yang berfokus pada logika teknokratis dan kutub yang kedua ialah glorifikasi romantisme urbanisme masyarakat perkotaan menengah ke bawah. Kedua logika berpikir tersebut memiliki kesenjangan ketika tidak mampu menjelaskan informalitas serta tarik-menarik individu dalam komunitas perkotaan. Tulisan ini berusaha membawa diskusi melalui pendekatan kapabilitas dalam menjelaskan kedua hal yang luput tersebut terutama melihat konteks urbanisme di Indonesia. Pendekatan kapabilitas adalah pendekatan yang mengedepankan pembangunan dengan tujuan pada kebebasan manusia, melalui pemosisian manusia sebagai entitas yang memiliki akses luas dan efisien dengan tetap memenuhi kadar harkat dan martabatnya. Melalui pendekatan kapabilitas tulisan ini membawa pertanyaan: bagaimana dinamika urbanisme masyarakat urban Indonesia terhadap pembangunan ditinjau dalam pendekatan kapabilitas? Pertanyaan besar ini kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam tiga pertanyaan utama yang menjadi dasar dalam pembahasan tulisan ini: 1) bagaimana informalitas masyarakat urban Indonesia dipandang dalam pendekatan kapabilitas? 2) Bagaimana proses individu di dalam masyarakat menciptakan kapabilitas? 3) Bagaimana kontestasi kapabilitas individu di dalam struktur masyarakat urban di Indonesia? Melalui metode kajian literatur naratif, penelitian ini menarik beberapa kesimpulan mengacu pada ketiga rumusan masalah yang dibangun. Pertama urbanisme di Indonesia tidak dapat dilepas dari informalitas yang berkembang sebagai bagian dari keberfungsian. Kedua, dalam relasi pembangunan urban keberadaan kapabilitas individu sangatlah berperan erat dalam mendorong kolektivitas komunal dengan nilai sebagai agensi individu dalam membangun kapabilitas di level komunitas. Ketiga, konteks urbanisme tidak bisa dipisah dari kontestasi kapabilitas antar individu. Melalui elite capture dan keberadaan individualitas yang kuat, individu dalam ruang kota saling berkontestasi satu dengan lainnya sebagai bentuk kontestasi diri. Berdasarkan ketiga jawaban tersebut, tulisan ini berargumen bahwa keberfungsian dan kapabilitas informal telah mendominasi urbanisme di Indonesia dan menggeser keberfungsian dan kapabilitas formal. Pergeseran inilah yang menciptakan terhambatnya pembentukan kapabilitas di level urbanisme perkotaan secara luas.

The discussion of urban development and urbanism in Indonesia were trapped in two big poles in their discussion space. The first pole focuses on technocratic logic and the second pole stresses on the romantic glorification of urbanism in middle-low urban communities. The two logic of thinking has a gap when it is unable to explain informality and individualization in urban communities. This paper seeks to discuss these two missing things, especially seeing the context of urbanism in Indonesia through the capability approach. Capability approach is an approach that prioritises development with the aim of human freedom, through the positioning of humans as entities with broad and efficient access while still fulfilling their dignity. This paper raises the question: how are the dynamics of urbanism in Indonesian urban society towards development viewed in the capabilities approach? This big question is then further explained in three main questions that form the basis of this paper: 1) how is the informality of the Indonesian urban community viewed in the capability approach? 2) How do individual processes in society create capabilities? 3) How is the contestation of individual capabilities in the structure of urban society in Indonesia? Through the narrative literature review method, this study draws several conclusions referring to the three problem formulations that were built. First, urbanism in Indonesia cannot be separated from the informality that develops as part of functioning. Second, in urban development relations, the existence of individual capabilities plays a very close role in encouraging communal collectivity with values as individual agencies in building capabilities at the community level. Third, the context of urbanism cannot be separated from the contestation of capabilities between individuals. Through elite capture and the existence of strong individuality, individuals in the urban space contest each other as a form of self-contestation. Based on these three answers, this paper argues that informal functions and capabilities have dominated urbanism in Indonesia and displaced formal functions and capabilities. This shift has resulted in obstruction of capability formation at the level of urban urbanism at large scale.

Kata Kunci : urbanism, Indonesia, capability approach, informality

  1. S2-2020-437461-abstract.pdf  
  2. S2-2020-437461-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-437461-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-437461-title.pdf