Konflik dalam Program Penanggulangan Bencana Banjir Sungai Citarum (Studi Masyarakat Kampung Muara Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung)
SUGIANA PUTRI L, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si ; Drs. Suparjan, M.Si.
2020 | Tesis | MAGISTER PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANSalah satu bencana banjir yang cukup kompleks yaitu banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Citarum di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data BBWS Citarum genangan banjir yang paling luas meliputi Kabupaten Bandung yaitu sebesar 7.500 Ha dan mulai menggenangi wilayah tersebut sejak tahun 1986. Berbagai macam program telah dilaksanakan guna mengurangi debit air dan permasalahan yang diakibatkan oleh banjir, namun dalam realisasinya tidak sepenuhnya optimal. Kurangnya koordinasi antara masyarakat dengan pemerintah menyebabkan program kurang berhasil sehingga menjadi pemicu konflik yang terjadi dalam program penanggulangan bencana banjir Sungai Citarum. Aktor yang terlibat dalam konflik tersebut antara lain Forum Solidaritas Peduli Andir (FSPA), LSM Barudak Baraya Cisangkuy Citarum (B2C2), BBWS Citarum, BPBD Kabupaten Bandung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Andir, masyarakat Kampung Muara dan Ketua RW 07. Berdasarkan latar permasalahan tersebut, muncul pertanyaan terkait konflik yang terjadi dalam program penanggulangan banjir yang tidak pernah terselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta konflik dan mengidentifikasi dinamika konflik yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif agar data yang didapat lebih dalam dan dapat melihat langsung kondisi nyata di lapangan terkait hubungan antar aktor yang terlibat. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sehingga informan yang dipilih benar-benar menguasai objek yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan peta konflik terdapat konflik utama antara FSPA dengan BBWS Citarum, terdapat pula 6 konflik kecil yang cenderung lebih ringan antar masing-masing aktor. Temuan dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa konflik yang terjadi antara masyarakat dengan pemerintah, tidak terjadi secara alami dan bukan hanya berdasarkan idealisme dari masing-masing aktor semata, namun terdapat aktor dari pihak masyarakat yang bermain untuk mendapatkan keuntungan dengan berdiri di dua kaki. Konflik yang terjadi di Kelurahan Andir tidak hanya berbicara mengenai pertarungan yang dilakukan oleh dua kelompok dengan dua kepentingan yang berbeda, namun nampaknya antara pihak yang berkuasa (authority) dapat menjalin hubungan kerjasama dengan pihak yang dikuasai, untuk mereproduksi konflik agar mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan pihak lain yang lebih besar.
One of the complex flood disasters is the one that caused by Citarum River overflood in West Java Province. Based on BBWS Citarum data, the most extensive flood in Bandung Regency is approximately about 7.500 Ha, and it has been started puddling since 1986. Many programs had been done in order to reduce discharge of water that caused by the flood, but lacks of coordinations between the community and the governor made this program quite unsuccessful and it caused conflicts in the Citarum River flood tackling program. Actors who are involved in this conflicts are Forum Solidaritas Peduli Andir (FSPA), CSO of Barudak Baraya Cisangkuy Citarum (B2C2), BBWS Citarum, BPBD in Bandung Regency, Andir of Baleendah sub-district, Muara village citizens, and Commune leader of 07 Commune. Based on the background of the problem, some questions related to this unfinished flood tackling program are appear. This research aims to study conflicts map and identifying conflict dynamics that occured. This research is using descriptive qualitative method so it could contain much deeper data and looks directly into the field related to the connection between Actors who are involed in the conflicts. This research is using purposive sampling technique, so the informants who are being studied is having control over the studied objects. The result shows that based on the map there is major conflict between FSPA and BBWS Citarum, there are also 6 minor conflicts between each actors. This research findings indicated that the conflicts between the community and the governor are not natural, it occured because of each actors idealism, but there are some actors from the community who stand on their feet and taking advantage of the program. Conflicts that occured in Andir sub-district are not just talking about two communities with two different importances, but they seem like the authorities are having collaborations with their controlled side, so that they can reproduce the conlficts in order to take more advantage of the program.
Kata Kunci : Konflik, Penanggulangan Bencana, Banjir Sungai Citarum