Laporkan Masalah

Pandemi Kolera, Pelaksanaan Ibadah Haji, dan Pengendaliannya di Hindia Belanda (1890 - 1920an)

PUTRI TUNJUNGSARI, Baha'Uddin, M. Hum.

2020 | Skripsi | S1 SEJARAH

Meningkatnya teknologi transportasi di abad ke-19 membuat proses perpindahan manusia dan barang menjadi jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Namun pada kenyataannya, tidak hanya manusia dan barang saja tetapi bibit penyakit juga ikut terbawa, menyebar secara cepat ke berbagai wilayah di dunia, menjadi sebuah pandemi. Salah satu pandemi besar yang terjadi pada kurun waktu itu adalah pandemi kolera. Pusat penyebaran kolera terletak di kawasan Timur Tengah, tempat dilaksanakannya rangkaian ibadah haji. Kolera semakin menyebar dibawa oleh para jamaah haji yang pulang kembali ke daerah asalnya. Kepulangan para jamaah haji ke Hindia Belanda membawa resiko masuknya wabah kolera yang mengerikan. Penelitian ini membahas tentang penyakit kolera di kalangan jamaah haji asal Hindia Belanda. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui situasi pandemi pada masa lampau dan seperti apa penanganannya. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sumber data arsip kolonial, surat kabar kolonial, jurnal kesehatan yang sezaman, serta referensi dari berbagai buku dan jurnal. Teknik analisis data dilakukan berdasarkan teknik heuristik, verifikasi, interpretasi, serta historiografi. Berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai sumber data, dapat disimpulkan bahwa wabah kolera di kalangan jamaah haji Hindia Belanda dapat dikendalikan dengan baik sampai tahun 1909. Meskipun kolera sedang mewabah hebat di kawasan Mekah, namun dengan berbagai alur penanganan yang diterapkan selama perjalanan haji membuat penyakit kolera dapat ditangani di atas kapal. Kasus kolera pertama yang ditemukan di Hindia Belanda pada abad 20 berasal dari seorang jamaah haji asal Jambi yang baru kembali dari Mekah. Dari satu kasus, lalu muncul kasus kasus penyakit kolera yang lain. Pada tahun 1910an, kolera menjadi wabah di beberapa wilayah di Hindia Belanda. Setelah itu, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Ordonansi Karantina yang berisi serangkaian alur karantina yang wajib dipatuhi oleh seluruh kapal haji sebelum memasuki Hindia Belanda untuk mencegah masuknya penyakit dari luar ke wilayah Hindia Belanda.

The improvement of transportation technology in the 19th century made the process of moving people and goods much faster than before. But in reality, not only humans and goods but germs were also carried away, spreading rapidly to various regions of the world, becoming a pandemic. One of the major pandemics that occurred during that time was the cholera pandemic. The center of the spread of cholera is located in the Middle East, where the hajj series are held. Cholera was increasingly spreaded being brought by pilgrims returning to their hometowns. The return of the pilgrims to the Dutch East Indies carries the risk of a terrible cholera outbreak. This study discusses about cholera epidemic among pilgrims from the Dutch East Indies. The purpose of this study was to determine the pandemic situation in the past and how it was handled. The data used in this study are colonial archive data sources, colonial newspapers, contemporary health journals, and references from various books and journals. The data analysis technique is based on heuristic, verification, interpretation, and historiography. Based on study of various data sources, it can be concluded that the cholera epidemic among the Dutch East Indies pilgrims was well controlled until 1909. Although cholera is currently a severe epidemic in the Mecca area, the various regulation implemented during the pilgrimage have made cholera can be handled on the boat. The first cholera case discovered in the Dutch East Indies in the 20th century came from a Jambi pilgrim who had just returned from Mecca. From one case, another case of cholera emerged. In the 1910s, cholera became an epidemic in several areas in the Dutch East Indies. After that, the Dutch East Indies government issued the Quarantine Ordinance which contained a series of quarantine lines that all pilgrim ships must comply with before entering the Dutch East Indies to prevent the entry of disease from outside into the Dutch East Indies territory.

Kata Kunci : Kolera, Jamaah Haji, Pandemi, Karantina

  1. S1-2020-383914-abstract.pdf  
  2. S1-2020-383914-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-383914-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-383914-title.pdf