IMPLEMENTASI PSAK 64 TENTANG AKTIVITAS EKSPLORASI DAN EVALUASI PERTAMBANGAN SUMBER DAYA MINERAL DI PT CALDOMILL INDUSTRI INDONESIA
GRECIA DIAN P S, Singgih Wijayana, S.E., M.Sc., Ph.D.
2020 | Skripsi | S1 AKUNTANSIPSAK 64 tentang Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi Pertambangan Sumber Daya Mineral merupakan salah satu produk dari Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang mengatur perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran selama kegiatan eksplorasi dan evaluasi. PSAK 64 ini menjadi sebuah pedoman bagi perusahaan untuk menyusun laporan keuangan yang lebih berkualitas bagi para penggunanya. Sebagai salah satu perusahaan tambang, PT Caldomill Industri Indonesia (PT CII) berkewajiban pula untuk mengimplementasikan PSAK 64 ini. Namun, hingga tahun 2020 PT CII belum memasukkan semua kos pra produksi yang dikeluarkannya, sehingga dapat diperkirakan bahwa aset dari PT CII understated dan laporan laba rugi di tahun berjalan overstated. Untuk memperbaiki laporan keuangan PT CII, penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan PSAK 64 pada semua pengeluaran pra produksi di PT CII, sekaligus menjelaskan efek dari implementasi PSAK 64 pada laporan keuangan di tahun 2015 hingga 2020. Dengan desain penelitian berupa studi kasus, dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi, penelitian ini dilaksanakan dengan harapan laporan keuangan di tahun 2020 dapat semakin relevan dan andal. Dengan menggunakan PSAK 64 sebagai pedoman, penelitian ini pertama-tama mengklasifikasikan kegiatan pra produksi menjadi tiga fase, yaitu pra eksplorasi, selama eksplorasi, dan pasca eksplorasi - pra produksi. Satu-satunya pengeluaran pra eksplorasi, yaitu kos untuk mendapat hak eksplorasi, dikapitalisasi menjadi aset tak berwujud. Kemudian, pengeluaran selama eksplorasi dan evaluasi dikapitalisasi sebagai aset eksplorasi dan evaluasi, dan dikategorikan menjadi aset berwujud dan tak berwujud. Pengeluaran pasca eksplorasi - pra produksi dapat dipisahkan menjadi dua berdasarkan perlakuan akuntansinya. Ada pengeluaran yang diakui sebagai beban di tahun berjalan, dan ada pula yang dikapitalisasi sebagai aset. Terhadap semua aset yang diakui perusahaan, penelitian ini juga mengungkapkan mekanisme pengukurannya, yaitu melalui metode biaya. Metode biaya diterapkan dengan menyusutkan nilai aset sesuai dengan metode penyusutan yang paling mencerminkan pola konsumsi nilai aset tersebut. Setelah menyelesaikan semua tahapan akuntansi sesuai dengan PSAK 64, dapat diketahui efek dari implementasi PSAK 64 pada laporan keuangan tahun 2015-2020. Intisari dari efek tersebut adalah munculnya lima (5) akun baru, yaitu: 1) hak eksplorasi; 2) jaminan reklamasi dan pascatambang; 3) aset eksplorasi dan evaluasi berwujud; 4) akumulasi penyusutan aset E&E berwujud; dan 5) aset eksplorasi dan evaluasi tak berwujud. Selain itu, ada tiga (3) akun yang saldonya bertambah, yaitu: 1) saldo akun tanah bertambah sebesar Rp21.000.000,00; 2) saldo modal Haryanto bertambah sebesar Rp247.298.063,00 di tahun 2019; dan 3) saldo laba ditahan bertambah sebesar Rp1.926.663,77 di tahun 2019. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa saldo aset, modal pemilik, dan laba ditahan akan terus kurang saji (understated) jika PSAK 64 tidak diimplementasikan. Pengimplementasian PSAK 64 merupakan keputusan yang tepat untuk memberikan informasi keuangan yang lebih andal bagi para pengguna.
PSAK 64 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources is a product of the Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) who regulates accounting treatment for cost incurred during exploration and evaluation activities. PSAK 64 serves as a guideline for companies to prepare reliable financial reports for their users. As a mining company, PT Caldomill Industri Indonesia (PT CII) is required to implement PSAK 64. However, until 2020, PT CII has not included all the pre-production costs. It could be estimated that the assets of PT CII were understated and the income statement in the current year was overstated. To improve PT CII's financial reports, this study aims to implement PSAK 64 on all pre-production expenditures at PT CII, as well as explain the effects of implementing PSAK 64 to the company's financial reports in 2015 to 2020. With a research design of case studies, and data collection through interviews and documentation, this research is carried out to improve the relevance and reliability of 2020's financial report. Using PSAK 64 as a guideline, this study first classifies pre-production activities into three phases: pre-exploration; during exploration; and post-exploration - pre-production. The only pre-exploration expenditure was the cost to obtain exploration rights, and should be capitalized into intangible assets. Then, expenditures during exploration and evaluation are capitalized as exploration and evaluation assets and categorized into tangible and intangible assets. Post-exploration - pre-production expenditures could be separated into two different accounting treatments. There are expenses that are recognized as expenses in the current year, and some are capitalized as assets. For all assets recognized by the company, this study also reveals the measurement mechanism, namely through the cost method. The cost method is applied by depreciating the value of the asset in accordance with the depreciation method that best reflects the pattern of consumption of the asset's value. After completing all accounting phase in accordance with PSAK 64, it can be seen the effects of PSAK 64 implementation in the 2015-2020 financial statements. In brief, five (5) new accounts should be recognized: 1) exploration rights; 2) collateral for reclamation and post-mining; 3) exploration and evaluation - tangible assets; 4) accumulated depreciation of tangible E&E assets; and 5) exploration and evaluation - intangible assets. In addition, there were three (3) accounts whose balance increased, namely: 1) the land account balance increased by Rp21,000,000.00; 2) Haryanto's capital balance increased by Rp247,298,063.00 in 2019; and 3) the retained earnings balance increased by Rp1,926,663.77 in 2019. Thus, it could be concluded that the balance of assets, owner's capital, and retained earnings will continue to be understated if PSAK 64 is not implemented. The implementation of PSAK 64 is the right decision to provide more reliable financial information for users.
Kata Kunci : PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi