Laporkan Masalah

PENGARUH INKLUSI KEUANGAN TERHADAP STABILITAS SISTEM KEUANGAN PADA NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG

RIKA MUSTIKA SARI, Eddy Junarsin, Ph.D., CFP

2020 | Tesis | Magister Manajemen

Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inklusi keuangan terhadap stabilitas sistem keuangan dan perbedaannya pada negara maju dan berkembang. Adapun dimensi inklusi keuangan yang digunakan adalah dimensi usage, dengan target spesifik yaitu SME sebagai sektor yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian suatu negara. Penelitian dilakukan pada 27 negara pada kurun waktu 2009-2016. Pengkategorian negara maju dan berkembang mengikuti klasifikasi negara berdasarkan tingkat pendapatan World Bank 2020. Adapun data penelitian menggunakan data sekunder yang berasal dari World Bank's Global Financial Development Database (GFDD) Tahun 2017 dan OECD Scoreboard tahun 2019. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan estimator System-GMM (Generalized Method of Moment) dengan alat statistik STATA13. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inklusi keuangan tidak selalu memiliki pengaruh terhadap stabilitas sistem keuangan. Hal ini dapat terjadi apabila inklusi keuangan suatu negara sudah sangat optimal sehingga peningkatan SME Loan menjadi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan. Namun demikian, hasil tersebut menjadi berbeda ketika sampel dipisahkan menjadi negara maju dan berkembang. Pada negara berkembang, inklusi keuangan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan melalui penurunan Non-Performing Loan. Hal ini dikarenakan pada negara berkembang, penyaluran kredit masih terkonsentrasi pada perusahaan-perusahaan besar sehingga portofolio kredit perbankan belum terdiversifikasi dengan baik. Dari sisi demand, pada negara berkembang masih terjadi informasi asimetri antara masyarakat dengan penyedia jasa perbankan sehingga banyak pelaku usaha potensial yang tidak memperoleh akses pembiayaan.

Abstract This study aims to analyse the effect of financial inclusion on financial system stability and its differences in developed and developing countries. The dimension of financial inclusion used in this study is usage dimension with SME as specific target since it has a major impact on a country's economy. This study used data from 27 countries in the year 2009-2016, with differentiation between developed and developing countries complies with World Bank 2020 classification. Data used in this study are secondary data from the World Bank's Global Financial Development Database (GFDD) 2017 and the OECD Scoreboard 2019. Research hypothesis was tested using the system-GMM estimator (system generalized method of moment) with STATA 13 as the statistical package. Results of this study show that financial inclusion does not always affect financial system stability. This condition may occur if a country's financial inclusion level is optimal enough so that an increase in SME loan level does not have a significant effect on financial system stability. However, the results are different when the sample is differentiated into developed and developing countries. In developing countries, financial inclusion has a positive and significant impact on financial system stability through a reduction in non-performing loan. In developing countries, credit distribution is still concentrated on large companies so that the bank loan portfolio is not well-diversified. From the demand side, developing countries still have asymmetric information between the public and banking service providers. Consequently, many small yet potential business may remain unfinanced.

Kata Kunci : inklusi keuangan, stabilitas sistem keuangan, SME, GMM, income-based country, financial inclusion, financial system stability

  1. S2-2020-447643-abstract.pdf  
  2. S2-2020-447643-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-447643-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-447643-title.pdf