Laporkan Masalah

ANALISIS NAMA GEOGRAFIS UNTUK JUSTIFIKASI ASPEK GEOGRAFIS DALAM PERJANJIAN SISTER CITIES ANTARA KOTA KYOTO DAN KOTA YOGYAKARTA

DEBRINA AGNES, Ari Cahyono

2020 | Skripsi | S1 KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH

Kota Kyoto dan Kota Yogyakarta dihubungkan oleh perjanjian sister cities sejak tahun 1985 yang melingkupi kerjasama di berbagai bidang termasuk ekonomi, industri, wisata, budaya, dan sebagainya. Akan tetapi, belum ditemukan bukti bahwa ada justifikasi kesamaan aspek geografis dalam perjanjian tersebut, walau adanya kesamaan aspek geografis akan memperkuat alasan kerjasama antara Kota Kyoto dan Yogyakarta. Tujuan dari penelitian adalah pembuatan basis data nama geografis kedua daerah dan membandingkan bagaimana persebaran nama geografis Kota Kyoto dan Kota Yogyakarta dari aspek spasial. Studi ini mempelajari mengenai keberadaan kesamaan aspek geografis dari kedua wilayah, yang dilihat dari nama geografis di wilayah administrasi, objek wisata yang paling terlihat, serta titik-titik transportasi seperti stasiun kereta. Terutama, karena toponimi akan mengungkapkan bagaimana latar belakang dari sebuah kota melalui tata cara penamaan di daerah penelitian. Pemilihan titik-titik di daerah penelitian ini didasarkan oleh penamaan yang lebih mengutamakan aspek budaya, daripada menggunakan nama moderen yang sudah dipengaruhi bahasa asing, atau bahkan menggunakan bahasa asing. Metode yang digunakan adalah clustering serta telaah pustaka. Telaah pustaka digunakan untuk penelusuran etimologi dari nama-nama geografis yang ada, sedangkan clustering digunakan untuk melihat distribusi spasial dari nama-nama geografis yang ada di kedua kota. Hasilnya, ditemukan bahwa baik Kota Kyoto ataupun Yogyakarta seringkali menggunakan permukiman dan aspek historis dalam nama geografisnya. Kedua kota juga tidak mengindahkan aspek tata bahasa dalam penamaan, hanya menamakan sesuai makna. Akan tetapi, kesamaan ini masih belum cukup untuk membuktikan adanya aspek geografis dalam perjanjian sister cities, kecuali fakta bahwa nama geografis tiap daerah sangat dipengaruhi oleh kerajaan yang berkuasa.

Kyoto and Yogyakarta city are bonded through the sister cities agreement since 1985 that encompasses cooperation in various sectors, including economy, industry, torism, cultural, etc. Yet, none has been found regarding the similarity of both cities geographical aspects to strengthen the agreement, although more similarities can also contribute to strengthen the cooperation. The purpose of this research is making geographical names database from both areas and compare the distribution of geographical names in Kyoto City and Yogyakarta City from their spatial aspects. The study has objectives to learn about the similarities in geographical aspects from both cities, seen from the geographical names of administrative areas, most appealing tourism destination, and transportation hubs i.e. train stations. Especially due to the factors that toponimy will reveal the background of a place throgh the etimology and genealogy of geographical names in study area. The choice for locations in this study based on the cultural and historical aspects, as places like those usually tend to use traditional names than modern name influenced from foreign name trends nowadays. The research used clustering and literature review. Literature review were used for the etimology survey from the existing geographical names, whilst clustering was being used to see the spatial distribution from the geographical names in both cities. As the result, study found that both Kyoto and Yogyakarta City often used residential and historical aspects in its geographical names. Both cities also ignored the grammatical aspects in the making of their geographical names and only prioritised the meaning behind. Yet, this similarities are not enough to justify the geographical aspects as the background of the sister cities agreement, other than the facts that names are often derived from the ruling emperors in the past.

Kata Kunci : nama geografis, Kyoto, Yogyakarta, sejarah, klaster, budaya, nama geografis

  1. S1-2020-349992-ABSTRACT.pdf  
  2. S1-2020-349992-BIBLIOGRAPHY.pdf  
  3. S1-2020-349992-TABLEOFCONTENT.pdf  
  4. S1-2020-349992-TITLE.pdf