Laporkan Masalah

Gejayan Yang Tak Lagi Kelabu: Analisis Politik Spasial dalam Aksi Gejayan Memanggil

OBED KRESNA WIDYAPRA, Arya Budi, S.I.P., MAPS.

2020 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Skripsi karya ini merupakan hasil penelitian berbasis magang untuk memahami dimensi politik spasial dalam gerakan sosial, dalam hal ini Aliansi Rakyat Bergerak. Aliansi ini mengorganisasi aksi Gejayan Memanggil di Yogyakarta sebagai bentuk perlawanan dan penentangan atas kebijakan pemerintah terkait beberapa produk kebijakan dan legislasi yang dianggap bermasalah dan merugikan masyarakat. Tulisan ini akan dibagi ke dalam dua bagian; bagian pertama akan menjelaskan keterlibatan penulis, peran dan dinamika di dalam Aliansi Rakyat Bergerak dan kronologi aktivitasnya yang dibatasi sampai aksi #GejayanMemanggil jilid pertama (23 September 2019). Bagian kedua, penulis berusaha menganalisis dimensi politik spasial dalam aksi Gejayan Memanggil menggunakan kerangka konseptual yang ditawarkan oleh Cao (2017) yaitu, Struktur Peluang Spasial (Spatial Opportunity Structure) untuk menjelaskan konteks, proses aktivis menggunakan (mengokupasi) Simpang Tiga Gejayan sebagai lokasi, taktik, sekaligus sasaran aksi, dan efek pasca gerakan terhadap struktur ruang di Gejayan.

This thesis is the result of an apprenticeship-based research to understand the dimensions of spatial politics in social movements, in this case the Aliansi Rakyat Bergerak. This alliance organized Gejayan Memanggil movement in Yogyakarta as a form of resistance and opposition to government policies related to several policy products and legislation that were deemed problematic and detrimental to society. This paper will be divided into two parts; the first part describes the author's involvement, role and dynamics within the Aliansi Rakyat Bergerak and the chronology of activities limited to the first volume of the Gejayan Memanggil movement (September 23, 2019). The second part, the writer tries to analyze the spatial political dimension in the Gejayan Memanggil movement using the conceptual framework offered by Cao (2017), namely, the Spatial Opportunity Structure to explain the context, the activist occupied the Simpang Tiga Gejayan as a location, tactics, as well as the target of action, and the effect of the post-movement on the spatial structure in Gejayan.

Kata Kunci : Spatial politic, Spatial Opportunity Structure, Social Movement, Occupy Movement, Gejayan Memanggil

  1. S1-2020-367155-abstract.pdf  
  2. S1-2020-367155-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-367155-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-367155-title.pdf