Perancangan Geometrik Bandar Udara Perintis Uduotadi
RIFQAH GIANI SOFYAN, Ir. Djoko Murwono, M.Sc.
2020 | Skripsi | S1 TEKNIK SIPILKabupaten Intan Jaya merupakan daerah di Provinsi Papua yang masih memiliki masalah terkait dengan aksesibilitas atau keterjangkauan wilayah. Hal ini disebabkan karena kondisi topografi wilayah yang didominasi oleh pegunungan, lembah, serta perbukitan tinggi. Akses jalan yang sangat berkontur dan belum sepenuhnya tersambung sehingga pesawat masih menjadi moda transportasi utama penunjang pergerakan barang dan penumpang antar distrik. Jumlah bandar udara di Kabupaten Intan Jaya dirasa masih belum bisa mengakomodasi mobilitas masyarakat yang cukup tinggi. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Intan Jaya berencana untuk melakukan pembangunan bandar udara baru, yaitu Bandar Udara Perintis Uduotadi. Pada penilitian ini, dilakukan perancangan geometrik bandar udara baru menggunakan acuan yang terdapat dalam ICAO dan FAA tanpa melakukan analisis struktural. Perancangan geometrik ini mencakup perhitungan dimensi runway, taxiway, dan apron. Adapun jenis pesawat rencana yang digunakan adalah Twin Otter DHC-6 dengan jumlah penumpang rata-rata 15 orang. Sesuai dengan pesawat rencana, diperoleh Aerodrome Reference Code bandar udara adalah 1B. Berdasarkan hasil analisis geometrik, diperoleh panjang runway terkoreksi sebesar 700 m dengan lebar 18 m, panjang taxiway sebesar 42 m dengan lebar 10.5 m, serta dimensi apron sebesar 49 x 51 m.
Intan Jaya is a district in Papua Province that still has a problem related to accessibility. This caused by the area topographic conditions which is dominated by highlands and valleys. The road access is so contoured and not fully integrated so airplane is still used as the main transportation mode for both human and goods movement to other district. The amount of airport in Intan Jaya still cannot accommodate the people�¢ï¿½ï¿½s high mobility. Thus the government planned to build a new airport, which later named Uduotadi Airport (Bandar Udara Uduotadi). In this research, the geometric calculation is based on the design standard made by ICAO and FAA without doing the structural analysis. The geometric calculation included the calculation of the dimension of the runway, taxiway and apron. Therefore, the design aircraft used in this calculation is Twin Otter DHC-6. The airplane estimated could carry 15 passengers in average. Based on the design airplane, it is known that the Aerodrome Reference Code of the airport is 1B. Based on the geometric calculation result, the length of runway obtained is 700 m with 18 m width, the length of taxiway is 42 m with 10.5 m width, and the dimension of apron is 49 x 51 m.
Kata Kunci : Kabupaten Intan Jaya, runway, pesawat