Laporkan Masalah

Pengaruh Urban Sprawl Terhadap Ketersediaan Beras Wilayah Pinggiran Kota Malang

RUCITRA A, Prof. Dr. Sri Rum Giyarsih M.Si

2020 | Skripsi | S1 GEOGRAFI LINGKUNGAN

Urban sprawl telah menjadi sebuah isu yang berkaitan dengan kepentingan lingkungan. Fenomena ini terjadi hampir di seluruh wilayah suburban yang sedang berkembang di dunia. Sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, Kota Malang memiliki potensi untuk terus berkembang dan dapat memicu terjadinya urban sprawl. Transformasi wilayah pinggiran kota tidak dapat dihindari dan memakan lahan-lahan pertanian yang kebanyakan masih termasuk lahan pertanian produktif yang akan berdampak pada berkurangnya produksi dan produktivitas pangan di wilayah tersebut. Sementara itu, peningkatan jumlah penduduk secara otomatis juga meningkatkan kebutuhan serta konsumsi pangan beras. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan pengkajian untuk: 1) mengetahui besarnya perkembangan urban sprawl yang terjadi di pinggiran Kota Malang; 2) mengetahui kondisi ketersediaan beras di masing-masing kecamatan di pinggiran Kota Malang; dan 3) mengetahui pengaruh perkembangan urban sprawl terhadap ketersediaan beras di pinggiran Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis deskriptif dan regresi linear sederhana. Data yang digunakan berupa data sekunder dari BPS dan Dinas Pertanian Kabupaten Malang terkait penggunaan lahan dan produksi padi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh perkembangan urban sprawl terhadap ketersediaan beras. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pinggiran Kota Malang Malang secara umum masih berada pada kategori peri urban sekunder dengan persentase lahan perkotaan maksimal 50% serta mengarah ke utara dan barat. Ketersediaan beras di pinggiran Kota Malang cenderung surplus dengan tiga kecamatan mengalami defisit pada tahun 2017. Perkembangan urban sprawl yang ditunjukkan oleh perkembangan luas permukiman tidak berpengaruh terhadap ketersediaan beras di pinggiran Kota Malang. Hal ini disebabkan oleh suksesnya program peningkatan produktivitas pertanian di masing-masing wilayah. Perubahan klasifikasi data penggunaan lahan juga menyebabkan adanya keterbatasan dan anomali terhadap hasil perhitungan.

Urban sprawl has become an issue related to environmental interests. This phenomenon occurs in almost all developing suburbs in the world. As the second largest city in East Java after Surabaya, Malang City has the potential to continue to develop and can trigger urban sprawl. Transformation of suburban areas is unavoidable and takes up agricultural land, most of which are still productive agricultural land which will have an impact on reduced production and food productivity in the region. Meanwhile, increasing population automatically also increases the need and rice consumption. Based on these things, it is necessary to do an assessment to: 1) determine the magnitude of urban sprawl developments that occur in the suburbs of Malang; 2) determine the condition of rice availability in each sub-district in the suburbs of Malang City; and 3) determine the effect of the development of urban sprawl on rice availability in the suburbs of Malang. The research method used is a quantitative method with descriptive analysis and simple linear regression. The data used in the form of secondary data from BPS and Malang District Agriculture Office related to land use and rice production. Regression analysis is used to determine the effect of urban sprawl development on rice availability. The results of data processing show that Malang suburbs of Malang in general are still in the secondary peri urban category with a maximum urban percentage of 50% and heading north and west. The rice availability in the suburbs of Malang tends to be a surplus with three sub-districts experiencing a deficit in 2017. The development of urban sprawl as indicated by the development of settlement area has no effect on the availability of rice in the suburbs of Malang. This is due to the success of the agricultural productivity improvement programs in each region. The difference in land use data classification also lead to limitation and anomaly to the equation results.

Kata Kunci : urban sprawl, ketersediaan beras, pinggiran Kota Malang

  1. S1-2020-334294-abstract.pdf  
  2. S1-2020-334294-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-334294-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-334294-title.pdf