Laporkan Masalah

Urip Mati Nderek Kyai: Kajian Voting Behavior Santri Institusi Pendidikan Islam SMA Syubbanul Wathon Magelang dalam Pemilu Presiden 2019

REZQI HUSNAN AKBARI, Amalinda Savirani, Dr., S.I.P., M.A.

2020 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Studi ini hendak meneliti tentang voting behavior atau preferensi memilih dalam kasus pemilu presiden tahun 2019. Riset dan studi ini hendak mengeksplorasi bagaimana voting behavior atau preferensi memilih dari kelompok muda atau siswa institusi pendidikan Islam di SMA Syubbanul Wathon kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Dengan memfokuskan pada kelompok muda tersebut, studi ini diharapkan akan memberikan perspektif alternatif tentang perpolitikan pemilih pemula khususnya pemilih dari kalangan santri. Studi ini menggunakan metode purposive sampling, dengan alat penelitian berupa kuesioner pilihan ganda ya dan tidak yang dibagikan kepada sampel siswa kelas 3 yang sudah berusa 17 tahun atau yang sudah menggunakan hak pilihnya. Sedangkan untuk data pendukung, penulis mennggunakan wawancara singkat dengan beberapa narasumber. Secara sederhana, studi ini menemukan fakta bahwa pembentukan perilaku memilih dari siswa SMA Syubbanul Wathon memiliki kecenderungan dipengaruhi paling besar oleh lingkungan sekolah. Guru, ustadz atau Kyai sebagai wujud pelaksana dan otoritas sekolah memegang peran penting dalam transfer ide-ide politik khususnya pada masa pemilihan umum. Hal ini didapatkan melalui pendekatan Sosiologis dan Psikologis. Dari pendekatan sosiologis, kondisi kultur sosial di dalam sekolah yang bercorak pesantren yang memiliki pola kekuasaan top-down tersebut memainkan peran penting dalam membentuk perilaku memilih siswa. Sedangkan dari pendekatan psikologis, preferensi dukungan politik siswa nampak sejalan dengan kondisi yang ada di lingkungan sosial sekolah, yaitu mendukung partai Islam dan menjunjung tinggi ketokohan seperti adanya sosok Kyai di dalam partai. Responden pada studi ini merupakan generasi milenial yang lahir di awal 2000-an, dimana mereka tumbuh dengan kemajuan teknologi. Walaupun terdapat kenyataan bahwa para siswa mendapatkan akses internet dan sosial media, ide-ide yang dibawa oleh kanal tersebut belum cukup kuat untuk memberi dampak dalam pembentukan perilaku memilih siswa.

This study aims to examine voting behavior or voting preferences in the case of the 2019 presidential election. This research and study intends to explore how voting behavior or preferences choose from young groups or students of Islamic education institutions at Syubbanul Wathon High School, Secang District, Magelang Regency. By focusing on this young group, it is hoped that this study will provide an alternative perspective on the politics of new voters, especially voters from among the santri. This study used a purposive sampling method, with a research tool in the form of a yes and no multiple choice questionnaire which was distributed to a sample of grade 3 students who were 17 years of age or who had exercised their voting rights. As for the supporting data, the writer uses short interviews with several sources. Simply put, this study found the fact that the formation of the voting behavior of Syubbanul Wathon High School students had the greatest tendency to be influenced by the school environment. Teachers, ustadz or Kyai as executors and school authorities play an important role in the transfer of political ideas, especially during general elections. This is obtained through the sociological and psychological approaches. From the sociological approach, the conditions of social culture in schools that are characterized by pesantren which have a top-down power pattern play an important role in shaping student voting behavior. Meanwhile, from a psychological approach, students' political support preferences appear to be in line with the existing conditions in the school social environment, namely supporting Islamic parties and upholding figures such as the presence of a Kyai in the party. Respondents in this study are millennials born in the early 2000s, where they grew up with technological advances. Despite the fact that students have access to the internet and social media, the ideas brought by these channels are not strong enough to have an impact in shaping students' voting behavior.

Kata Kunci : voting behavior, sma syubbanul wathon, kelompok muda, institusi pendidikan islam

  1. S1-2020-367153-abstract.pdf  
  2. S1-2020-367153-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-367153-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-367153-title.pdf